Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anggaran Pemerintah Cair, Sritex (SRIL) Optimis Pendapatan Meroket

Seiring dengan percepatan pencairan APBN oleh pemerintah pada tahun ini, emiten milik taipan asal Solo Jawa Tengah, PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) optimistis pendapatan pada tahun ini bakal meroket.
Sritex
Sritex

Bisnis.com, JAKARTA—Seiring dengan percepatan pencairan APBN oleh pemerintah  pada tahun ini, emiten milik taipan asal Solo Jawa Tengah, PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) optimistis pendapatan pada tahun ini bakal meroket.

Sekretaris Perusahaan PT Sri Rejeki Isman Welly Salam mengatakan perseroan membidik target pertumbuhan produksi 8%-10% dibandingkan tahun lalu. Rencana pertumbuhan itu seiring dengan lebih cepatnya pencairan APBN oleh pemerintah.

"Ada percepatan pencairan anggaran dari pemerintah, kami juga sudah tandatangan kontrak dari TNI Angkatan Laut, kami bisa percepat produksi. Apalagi tahun ini mulai berlau masyarakat ekonomi Asean," ungkapnya saat dihubungi Bisnis.com, Senin (18/1/2016).

Menurutnya, selain sebagai sebuah tantangan, berlakunya masyarakat ekonomi Asean (MEA) juga memiliki prospek bagi perusahaan yang bergerak di sektor tekstil. Populasi MEA mencapai 623 juta penduduk dengan pendapatan domestik bruto (gross domestic product/GDP) urutan tujuh dunia, menjadi pangsa pasar yang besar bagi emiten tekstil.

Emiten berkode saham SRIL tersebut pada tahun ini tidak mampu lagi menambah kapasitas produksi. Pasalnya, utilisasi mesin produksi telah mencapai 90%, bahkan untuk produk garmen telah mencapai 100%.

Kendati demikian, manajemen SRIL berencana untuk menambah pangsa pasar ekspor ke negara-negara baru di Asean dan di kawasan lain di dunia. Tahun ini, perusahaan yang lebih sohor dengan sebutan Sritex itu menargetkan pasar negara baru dapat berkontribusi 2%-4% terhadap total pendapatan.

Saat ini, Sritex telah mengekspor produk tekstil dan garmen ke 55 negara. Ke depan, perseroan bakal melakukan diversifikasi dan pengembangan produk untuk memberikan nilai tambah yang lebih tinggi.

"Kami akan mengembangkan lagi pakaian untuk pemadam kebakaran, karena nilai tambahnya tinggi," paparnya.

Pada tahun ini, manajemen Sri Rejeki Isman mengalokasikan anggaran belanja modal (capital expenditure/Capex) senilai US$50 juta. Belanja modal tersebut susut 37,5% dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai US$80 juta.

Penurunan Capex tahun ini terjadi gradual setelah perseroan melakukan percepatan investasi pada 2014 dari target awal US$55 juta, menjadi US$134 juta. Tahun lalu, perseroan juga menganggarkan dana US$104 juta, berkurang menjadi US$80 juta.

Belanja modal tahun lalu, sambungnya, telah terserap 80% hingga akhir tahun. Capex perseroan pada tahun lalu dan tahun ini sebagian besar berasal dari dana obligasi global dan kas internal, tanpa menggunakan pinjaman perbankan.

Anggaran belanja modal tahun ini sebesar US$50 juta, katanya, bakal digunakan untuk finishing dan perbaikan. Sisanya, sebagian kecil dana akan digunakan untuk garmen.

Produsen pakaian militer milik pengusaha kaya asal Solo Jawa Tengah H.M. Lukminto tersebut membukukan laba bersih US$38,3 juta hingga kuartal III/2015, melonjak 29,6% year-on-year dari US$29,5 juta.

Pada periode tersebut, total penjualan kotor SRIL melonjak 13,4% menjadi US$475,2 juta dari sebelumnya US$419,4 juta. Laba kotor yang dikantongi emiten berkode saham SRIL itu melonjak 21,3% menjadi US$97 juta dari periode yang sama tahun lalu US$80 juta. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper