Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lepas dari Ketidakpastian the Fed, Mata Uang Asia Pasifik Menguat

Pergerakan nilai tukar mata uang Asia Pasifik sebagian besar bergerak positif pada perdagangan hari ini. Berakhirnya ketidakpastian suku bunga Federal Reserve diperkirakan menjadi pendorong utama.
Pergerakan nilai tukar mata uang Asia Pasifik sebagian besar bergerak positif pada perdagangan hari ini. Berakhirnya ketidakpastian suku bunga Federal Reserve diperkirakan menjadi pendorong utama./JIBI-Rachman
Pergerakan nilai tukar mata uang Asia Pasifik sebagian besar bergerak positif pada perdagangan hari ini. Berakhirnya ketidakpastian suku bunga Federal Reserve diperkirakan menjadi pendorong utama./JIBI-Rachman

Bisnis.com,JAKARTA -- Pergerakan nilai tukar mata uang Asia Pasifik sebagian besar bergerak positif pada perdagangan hari ini. Berakhirnya ketidakpastian suku bunga Federal Reserve diperkirakan menjadi pendorong utama.

Pada perdagangan hari  ini sampai pukul 15:32 WIB, 11 dari 13 mata uang Asia Pasifik menguat signifikan terhadap dolar AS. Yen menjadi yang paling agresif setelah menguat sebesar 0,6% menjadi 121,82 yen per dolar AS, sedangkan rupiah melanjutkan tren penguatan sebesar 0,31% dan bangkit ke Rp13.965 per dolar AS.

Andreas Kolbe, analis Barclays Plc, mengatakan ketidakpastian suku bunga Federal Reserve (the Fed) yang hampir terjadi dalam dua tahun terakhir telah berakhir. Antisipasi  pasar yang sudah dilakukan selama itu untuk mengurangi risiko pun sudah berhenti.

"Namun, mata uang Asia Pasifik maupun emerging market juga harus berhati-hati terhadap penurunan harga komoditas yang tajam seperti direpresentasikan oleh harga minyak serta pertumbuhan ekonomi China yang belum kunjung pulih," ujarnya seperti dilansir Bloomberg pada Jumat (18/12/2015).

Adapun, Tony Prasetiantono, Ekonom Universitas Gadjah Mada, mengatakan penguatan mata uang rupiah dan Asia Pasifik lainnya pasca kenaikan suku bunga the Fed pada Rabu (16/12) menyadarkan pasar global bahwa keperkasaan dolar AS ada batasnya.

"Kenaikan suku bunga the Fed kemarin sudah diantisipasi dengan apresiasi dolar AS yang kita lihat sepanjang tahun ini. Jadi, ketika suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) itu benar-benar naik sudah tidak ada ruang lagi untuk dolar AS melanjutkan penguatan lebih tinggi lagi," ujarnya kepada Bisnis.com.

Sepanjang tahun ini, indeks  dolar AS  sudah menguat sebesar 9,69%. Level tertinggi yang dicapai Indeks dolar AS pada 2015 adalah 100,33 yang terjadi pada Maret 2015. Sampai perdagangan hari ini, indeks dolar AS koreksi 0,26% menjadi 99,01.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Surya Rianto
Sumber : bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper