Bisnis.com, JAKARTA— Harga CPO semakin tertekan pada Selasa (15/12/2015) setelah data menunjukkan ekspor CPO Malaysia merosot tajam pada paruh pertama Desember.
Kontrak berjangka CPO untuk Februari 2016, kontrak teraktif di Bursa Malaysia, dibuka menguat 0,29% ke harga 2.411 ringgit per ton.
Namun komoditas tersebut terus merosot hingga diperdagangkan melemah 0,5% ke harga 2.392 ringgit atau Rp7,72 juta per ton pada pukul 10.42 WIB.
Intertek melaporkan ekspor CPO Malaysia merosot 35,6% dari 724.992 ton pada 1–15 Desember 2014 menjadi 466.876 ton pada 1–15 Desember 2015.
Harga CPO tertekan bersama harga komoditas subtitusi, minyak mentah dan minyak kedelai. Minyak WTI masih diperdagangkan di kisaran US$36/barel, diperdagangkan stagnan di harga US$36,31/barel pada pukul 10.45 WIB.
Pergerakan harga komoditas sawit juga kehilangan dorongan dari harga minyak kedelai. Reli minyak kedelai yang telah berlangsung 3 pekan terhenti setelah komoditas tersebut terus diperdagangkan melemah dalam dua hari terakhir, turun 0,22% ke harga US$31,30/pound.
Pergerakan Harga Kontrak CPO Februari 2015
Tanggal | Level | Perubahan |
15/12/2015 (10.42 WIB) | 2.392 | -0,50% |
14/12/2015 | 2.404 | -1,52% |
11/12/2015 | 2.441 | +2,69% |
10/12/2015 | 2.377 | -0,29% |
9/12/2015 | 2.384 | -0,50% |
Sumber: Bloomberg