Bisnis.com, JAKARTA— IHSG bertahan di zona hijau pada akhir sesi I Selasa (15/12/2015) pasca rilis data yang menunjukkan defisit necara perdagangan pada November.
IHSG naik 0,03% atau 1,47 poin ke level 4.375,66 pada jeda siang. Indeks pagi ini bergerak antara level 4.370,01—4.392,80 setelah dibuka turun 0,09% atau 4,09 poin ke level 4.370,10.
“Jika imbas penguatan laju bursa saham AS dapat juga dirasakan IHSG, maka diharapkan laju IHSG dapat berbalik menguat meski tipis. Apalagi jika diikuti penguatan laju rupiah, maka dorongan itu akan kian kuat,” tutur Reza Priyambada, analis dari NH Korindo Securities.
Rupiah pagi ini sempat menguat hingga 131 poin ke Rp13.992 per dolar AS dan diperdagangkan menguat 48 poin ke Rp14.075 per dolar AS pada pukul 12.25 WIB.
Indeks yang konsisten menanjak pada awal perdagangan berbalik tertekan setelah Badan Pusat Statistik mengumumkan data neraca perdagangan Indonesia sepanjang November.
Aktivitas perdagangan untuk pertama kalinya mencatatkan defisit pada November senilai US$346,4 juta. Nilai ekspor turun 17,58% year on year menjadi US$11,51 miliar, sedangkan nilai impor turun 18,03% menjadi US$11,16 miliar.
Sebanyak 121 saham menguat, 106 saham melemah, dan 297 saham stagnan dari 524 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.
Sektor perdagangan/jasa memimpin saham-saham yang menguat dengan kenaikan 1,17%. Dari 9 indeks sektoral IHSG, sebanyak 5 indeks sektoral menguat dan 4 indeks sektoral melemah.
PT United Tractors Tbk (UNTR) pendorong utama IHSG dengan kenaikan 5,54%, diikuti oleh PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk (INTP) yang naik 2,32%.
Indeks Bisnis27 menguat 0,23% atau 0,87 poin ke level 374,03 pada jeda siang. Bisnis27 bergerak antara level 372,58—375,23 setelah dibuka turun 0,08% ke level 372,85.