Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

HARGA CPO 14 DESEMBER: Komoditas Lesu, CPO Terkoreksi Dari Harga Tertinggi 2,5 Bulan

Kontrak berjangka CPO untuk Februari 2016, kontrak teraktif di Bursa Malaysia, dibuka melemah 0,49% ke harga 2.429 ringgit atau 7,9 juta per ton.
Demis Rizky Gosta
Demis Rizky Gosta - Bisnis.com 14 Desember 2015  |  10:34 WIB
HARGA CPO 14 DESEMBER: Komoditas Lesu, CPO Terkoreksi Dari Harga Tertinggi 2,5 Bulan
Harga CPO melemah - JIBI

Bisnis.com, JAKARTA— Harga CPO terkoreksi dari level tertinggi 2,5 bulan pada Senin (14/12/2015) tertekan kelesuan harga komoditas.

Kontrak berjangka CPO untuk Februari 2016, kontrak teraktif di Bursa Malaysia, dibuka melemah 0,49% ke harga 2.429 ringgit atau 7,9 juta per ton.

Komoditas tersebut diperdagangkan melemah antara harga 2.419–2.433 ringgit per ton pada awal perdagangan. Pada pukul 10.04 WIB, harga CPO melemah 0,53% ke harga 2.428 ringgit per ton.

Harga CPO terkoreksi setelah pekan lalu bergerak menguat 3,1% ke harga 2.441 ringgit per ton, harga tertinggi sejak 29 September 2015.

Penurunan hasil produksi di Indonesia dan Malaysia beserta reli harga minyak kedelai di Amerika Serikat telah mendorong harga CPO mencatatkan penguatan mingguan selama 4 pekan berturut-turut.

Harga CPO terkoreksi seiring dengan kelesuan harga komoditas global. Minyak WTI diperdagangkan di harga terendah 7 tahun dengan pelemahan 0,56% ke US$35,42/barel, sedangkan minyak kedelai hari ini sempat merosot 0,41% ke harga US$31,47/ton setelah pekan lalu ditutup melemah 1,34%.

 

 

Pergerakan Harga Kontrak CPO Februari 2015

 

Tanggal

Level

Perubahan

14/12/2015

(10.04 WIB)

2.428

-0,53%

11/12/2015

2.441

+2,69%

10/12/2015

2.377

-0,29%

9/12/2015

2.384

-0,50%

8/12/2015

2.396

-1,64%

 

 

 

Sumber: Bloomberg

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

minyak kedelai
Editor : Linda Teti Silitonga

Artikel Terkait



Berita Terkini

back to top To top