Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Ragu, Unit Penyertaan Reksa Dana Hanya Tumbuh Tpis

Unit penyertaan reksa dana sepanjang November hanya naik tipis sekitar 0,46% atau kenaikan terendah dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya sepanjang tahun ini. Mulai ragunya investor menambah dana dinilai menjadi penyebab utama.
Edukasi dalam investasi reksa dana/www.sam.co.id
Edukasi dalam investasi reksa dana/www.sam.co.id

Bisnis.com, JAKARTA -- Unit penyertaan reksa dana sepanjang November hanya naik tipis sekitar 0,46% atau kenaikan terendah dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya sepanjang tahun ini. Mulai ragunya investor menambah dana dinilai menjadi penyebab utama.

Berdasarkan data Pusat Informasi Reksa Dana Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah unit penyertaan reksa dana per November tercatat 176,823 miliar atau naik tipis 0,46% dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sekitar 176,007 miliar unit.

Bila dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya, kenaikan unit penyertaan reksa dana November paling rendah dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya. Kenaikan unit penyertaan terendah sebelumnya terjadi pada Juli, yakni sekitar 0,67% dibandingkan dengan perolehan Juni.

Adapun, sejak akhir tahun lalu hingga November, pertumbuhan jumlah unit penyertaan reksa dana sudah mencapai 23,89% dari 142,72 miliar unit menjadi 176,82 miliar unit. Pertumbuhan jumlah unit penyertaan sendiri tidak selaras dengan pertumbuhan nilai aktiva bersih (NAB).

Pertumbuhan NAB reksa dana sejak akhir tahun lalu hingga akhir November hanya tumbuh 9,75% saja.

Edbert Suryajaya, senior investment analyst PT Infovesta Utama mengatakan rendahnya pertumbuhan unit penyertaan reksa dana per November ini disebabkan oleh aksi investor yang mulai tidak begitu yakin dengan prospek pasar sendiri. Dengan kata lain, investor tidak percaya diri untuk masuk ke pasar modal, baik itu saham maupun obligasi.

“Ketidakyakinan itu berasal dari adanya rencana kenaikan suku bunga the Fed pada Desember ini. Kepercayaan pasar bahwa AS akan menaikkan suku bunganya itu cukup tinggi,” kata Edbert saat dihubungi Bisnis, Kamis (3/12/2015).

Selain keputusan the Fed, sejumlah faktor yang membuat investor ragu masuk ke reksa dana adalah kondisi yang terjadi di Eropa, China, serta ketidakpastian politik dalam negeri. Belum lagi akhir tahun akan ada window dressing.

“Banyak hal yang membuat investor ragu terhadap potensi pasar sehingga mereka menahan diri menambah dana di pasar modal,” jelasnya.

Adapun, rendahnya kenaikan NAB reksa dana juga salah satunya disebabkan oleh hal tersebut. Namun demikian, pertumbuhan NAB dipengaruhi oleh pergerakan pasar, terutama di pasar saham. Bila pasar saham sedang tidak bagus, tentunya akan terefleksi pada NAB reksa dana.

“Ya November ini memang tidak bagus ya. Salah satu yang mempengaruhi itu memang pergerakan pasar. November ini, kinerja IHSG -0,20%,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper