Bisnis.com, JAKARTA-- Kinerja reksa dana indeks sepanjang November memang tak secemerlang bulan sebelumnya. Adapun, kinerja reksa dana PG Indeks Bisnis-27 kembali mencatatkan kinerja terbaik di antara reksa dana indeks lainnya.
Berdasarkan data Infovesta Utama, sebagian besar kinerja reksa dana indeks mencatatkan return negatif sepanjang November ini. Sebut saja, reksa dana Batavia LQ45 Plus yang mencatat return -0,81% dan reksa dana RHB LQ45 Tracker dengan return -0,73%.
Kemudian, reksa dana Kresna Indeks 45 yang menorehkan return -0,92%, reksa dana Indeks Kresna IDX30 sekitar -0,33%, dan Danareksa Indeks Syariah yang returnnya paling anjlok, yakni sekitar -1,24%.
Hanya dua reksa dana indeks yang mengalami kinerja positif sepanjang November. Keduanya adalah Reksa Dana Indeks CIMB-Principal Index IDX30 dengan return 0,02% dan PG Indeks Bisnis 27 yang berhasil mencatat return paling tinggi, yakni 0,27%.
Reksa Dana PG Indeks Bisnis-27 kembali mencatatkan kinerja terbaiknya diantara reksa dana indeks lainnya pada November ini. Sebelumnya, pada Oktober lalu, PG Indeks Bisnis-27 juga mencatatkan kinerja tebaik untuk pertama kalinya dengan return 15,54%
Menurunnya kinerja reksa dana indeks pada November ini seiring dengan kinerja indeks acuan reksa dana indeks yang juga berkinerja kurang memuaskan. Indeks Bisnis-27 mencatat pertumbuhan 0,45%, Indeks IDX30 sekitar 0,11% dan LQ34 sekitar -0,56%. Adapun Jakarta Islamic Indeks mencatat kinerja -1,07% dan indeks harga saham gabungan (IHSG) tercatat -0,20%.
Mark Prawirodidjodjo, analis PT Infovesta Utama mengatakan baik buruknya kinerja reksa dana indeks bergantung dari kinerja indeks acuannya. Hal ini karena manajer investasi akan menyesuaikan isi reksa dana (konstituen dan bobot saham) mengikuti indeks acuannya. Adapun, PG Indeks Bisnis-27 memiliki kinerja yang cukup positif pada November ini.
Ekposur Indeks Bisnis-27 yang cukup dominan pada sektor keuangan dan aneka industri yang menjadi salah satu penggerak kenaikan pasar saham pada Oktober juga menjadi sentimen positif bagi kinerja indeks tersebut.
“Kami memperkirakan, hingga akhir tahun baik pasar saham maupun pasar obligasi masih memiliki potensi penguatan sehubungan dengan adanya window dressing, ini akan pengaruh ke kinerja indeks, dan juga ETF (exchange traded fund),” kata Mark kepada Bisnis.com, Rabu (2/12/2015).
Achfas Achsien, Chief Investment Officer PT PG Asset Management mengatakan konstituen Indeks Bisnis 27 merupakan saham-saham emiten yang dikur berdasarkan kapitalisasi market. Dengan demikian, lebih banyak didominasi oleh perusahaan-perusahaan perbankan dan konglomerasi.
Bila kinerja IHSG merosot disertai aksi jual investor asing yang tinggi, maka kinerjanya sahamnya juga akan merosot lebih dalam. Namun, begitu juga sebaliknya. Selain saham-saham perbankan dan konglomerasi yang mengalami pertumbuhan, kinerja saham-saham energi juga sudah mulai rebound.
“Ke depan, masih optimistis kinerja saham, terutama yang ada di Indeks Bisnis 27 bisa membaik,” katanya.