Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK Kaji Reksa Dana Fleksibel

Dalam rangka diversifikasi produk pengelolaan investasi, otoritas jasa keuangan tengah mengkaji penerbitan jenis reksa dana baru, yakni reksa dana fleksibel
OJK Logo
OJK Logo

Bisnis.com, JAKARTA— Dalam rangka diversifikasi produk pengelolaan investasi, Otoritas Jasa Keuangan tengah mengkaji penerbitan jenis reksa dana baru, yakni reksa dana fleksibel

Sujanto, Direktur Pengelolaan Investasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan reksa dana baru tersebut merupakan reksa dana terbuka yang memiliki target date, target risk, dan target return. Maksudnya target date adalah reksa dana fleksibel tersebut akan memiliki masa, katakanlah 15 tahun. Nantinya, kebijakan investasi reksa dana tersebut selama 15 tahun bisa fleksibel.

Jadi, semakin mendekati masa jatuh tempo, kebijakan akan semakin konservatif. “Misalnya 5 tahun pertama aset saham bisa 70%-100%, nantinya di 5 tahun berikutnya bisa diubah dengan memperbanyak obligasi. Kemudian, 5 tahun terakhir bisa diperbanyak masuk ke pasar uang, jadi lebih fleksibel,” kata Sujanto di Jakarta, Kamis (19/11).

Sedangkan yang dimaksud dengan target risk adalah reksa dana ini bisa digunakan untuk meminimalisir pasar yang fluktuaktif. “Reksa dana ini bukan menjanjikan, tapi bagaimana membuat portofolionya jadi lebih aman. Lebih dimasukkan kemana dahulu di pasar yang sedang fluktuaktif. Misal, jangan diperbanyak sahamnya,” jelasnya.

Nantinya, manajer investasi yang mengelola produk reksa dana fleksibel harus mencantumkan kebijakan investasinya dalam prospektus. Adapun, underlying asset yang digunakan juga akan menjadi kewenangan MI dalam mengelola.

Sujanto menambahkan, produk ini menyasar investor ritel dan institusi. Perusahaan yang ingin membuat reksa dana untuk karyawannya bisa bekerja sama dengan MI untuk mendiskusikan kebijakan investasi seperti apa yang diinginkan. Adapun, bila masa reksa dana habis, maka produk bisa dibubarkan.

Dia menjelaskan, bedanya reksa dana fleksibel ini dengan reksa dana campuran adalah pada reksa dana campuran porsi saham sekitar 1%-79%. Sedangkan pada reksa dana fleksibel, porsi saham bisa dibuat hingga 100%. “Ini tergantung keahlian MI dalam mengelolanya. Kelebihan reksa dana fleksibel adalah kebijakan investasi yang bisa diatur sendiri.”

Meski masih berupa kajian, saat ini OJK sudah menyosialisasikan produk ini dengan pelaku pasar. “Banyak juga minat MI ya, tapi benar-benar menyatakan minat mungkin 3-4 MI. Kami sudah libatkan pelaku pasar,” jelas Sujanto.

Menurutnya, kajian ini nantinya akan dituangkan dalam peraturan OJK. Diprediksi, aturan OJK tersebut baru selesai tahun depan.

Rudiyanto, Head of Operation and Business Development PT Panin Asset Management mengatakan reksa dana fleksibel tersebut sudah ada di beberapa negara lainnya. Menurutnya, di luar negeri reksa dana fleksibel disebut sebagai reksa dana target date.

“Dikatakan reksa dana 2030, reksa dana 2040, dan sebagainya. Jadi, ibarat mau pensiun pada 2040, sekarang baru 2015, nanti bisa diambil kalau sudah 2040,” jelasnya.

Sebagian besar produk tersebut, kata Rudiyanto, memiliki kebijakan investasi yang konservatif di masa akhir jatuh temponya. Di awal investasi, biasanya produk akan agresif untuk memperbanyak porsi saham, kemudian lanjut ke obligasi dan terakhir pasar uang.

“Secara pemasaran memang menarik, tapi memang terlalu panjang. Misal, saya membuat reksa dana 2025, baru bisa ditarik uanya nanti. Ini butuh edukasi yang benar-benar menyeluruh,” tutur Rudi.

Menurutnya, reksa dana fleksibel memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah cukup mudah untuk dijual. “Bagi investor, tinggal beli, dikelola oleh MI dan tunggu hingga jatuh tempo.”

Sedangkan kekurangannya adalah adanya peluang bahwa di tahun-tahun pertama pasar saham tidak memiliki kinerja yang bagus. Sementara, untuk di awal investasi membutuhkan kinerja yang agresif.

“Kalau di awal-awal tahun sudah tidak maksimal returnnya, maka harus agresif di belakang, ini sedikit sulit ya. Return-nya harus dikejar di akhir,” tambahnya.

Adapun, PAM sendiri akan mengkaji lebih dalam apakah akan membuat produk reksa dana fleksibel atau tidak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper