Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RUPIAH/US$: Sentimen Ini Pengaruhi Gerak Kurs (28 September)

Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi tekanan nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Senin (28/9/2015) berkurang
Rupiah/JIBI-Abdullah Azzam
Rupiah/JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi tekanan rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Senin (28/9/2015) berkurang.

“Rupiah berpeluang tetap tertekan, tetapi dengan kekuatan yang lebih rendah,“ kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (28/9/2015).

Dikemukakan revisi PDB Amerika Serikat melebihi perkiraan, yang menyebabkan indeks dolar kembali menguat di akhir pekan. PDB kuartal II/2015 direvisi melebihi harapan pasar.

Akan tetapi secara umum, ujarnya, indeks dolar masih bergerak di dalam tren mendatar.

“Akibat belum adanya data ekonomi AS yang begitu solid, sehingga meningkatkan harapan kenaikan suku bunga acuan dalam waktu dekat,” kata Rangga.

Isu FOMC meeting, tambahnya, perlahan mulai tergantikan isu US government shutdown. Walaupun dampaknya tidak akan seburuk episode sebelumnya.

Dari dalam negeri, Rangga mengatakan rupiah melemah tipis, yield SUN10 tahun ke atas 9,5%. Rupiah kembali melemah walaupun hanya tipis hingga penutupan Jumat lalu.

Isu eksternal seperti penguatan indeks dolar yang kembali serta konsistensi penurunan harga komoditas, masih terus menekan rupiah.

Sementara itu, tambahnya, gelontoran kebijakan baik dari pemerintah maupun BI belum berhasil memperbaiki prospek pertumbuhan yang saat ini sedang jatuh.

Rangga mengatakan perhatian sedikit teralihkan ke angka inflasi September yang datang di awal Oktober, diperkirakan lebih rendah dari Agustus.

Angka pertumbuhan uang beredar (M2) juga ditunggu hari ini, yang jika naik bisa meningkatkan prospek pertumbuhan ekonomi ke depan. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro