Bisnis.com, JAKARTA--Kurs dolar AS melemah terhadap euro pada Rabu (Kamis pagi WIB), karena Gubernur Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Draghi mengatakan bank membutuhkan lebih banyak penilaian sebelum melepaskan stimulus lebih lanjut.
"Lebih banyak waktu diperlukan untuk menentukan khususnya apakah hilangnya momentum pertumbuhan di pasar negara berkembang bersifat sementara atau permanen," kata Draghi dalam kesaksian kuartalannya kepada anggota parlemen Parlemen Eropa pada Rabu.
Para pejabat ECB juga perlu "menilai kekuatan pendorong di belakang penurunan harga komoditas internasional dan di belakang episode terbaru dari turbulensi keuangan yang parah," tambahnya.
Analis mengatakan komentar Draghi menurunkan ekspektasi pasar untuk pelonggaran segera, sehingga mendorong euro naik terhadap dolar. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,15 persen menjadi 96,139 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan di New York, euro naik menjadi 1,1208 dolar AS dari 1,1131 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,5262 dolar AS dari 1,5371 dolar di sesi sebelumnya.
Dolar Australia turun menjadi 0,6999 dolar AS dari 0,7087 dolar. Dolar AS dibeli 120,14 yen Jepang, lebih tinggi dari 120,02 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9767 franc Swiss dari 0,9741 franc Swiss, dan naik ke 1,3332 dolar Kanada dari 1,3263 dolar Kanada