Bisnis.com, JAKARTA— Imbal hasil surat utang negara (SUN) terus meningkat di tengah volatilitas jelang rapat The Fed. Perdagangan obligasi pada Selasa pagi (15/9/2015) diprediksi flat sampai hasil lelang SUN diumumkan.
Data dari Bloomberg menunjukkan yield obligasi pemerintah RI benchmark FR70 terus meningkat, naik 2 basis poin ke 9,299%. Harga SUN bertenor 9 tahun tersebut turun 0,1% ke 94,652 pada pukul 10:39 WIB.
Maximilianus Nico Demus L, Fixed Income Analyst Samuel Sekuritas, mengatakan depresiasi rupiah adalah faktor utama yang mendorong penjualan SUN.
Pesimisme atas pertumbuhan ekonomi membuat rupiah terus tertekan. Investor juga mencemaskan kenaikan defisit akibat pendapatan APBN yang tersndat.
“Inflasi juga, meski sudah turun, menggambarkan pelemahan daya beli sehingga (dampak positif) tidak akan sempurna,” kata Nico.
Nico memperkirakan perdagangan SUN akan bertahan flat hingga Kementerian Keuangan merilis hasil lelang SUN.
Kemenkeu hari ini melelang 4 seri SUN dengan target indikatif Rp8 triliun dan target maksimal Rp12 triliun.
Samuel Sekuritas memprediksi SUN bertenor pendek, yaitu SPN yang jatuh tempo pada Juni 2016 dan FR53 yang jatuh tempo pada 2021 akan menjadi primadona.
Pergerakan SUN Seri FR70 di Pasar Sekunder
Tanggal | Harga | Yield (%) |
15/9/2015 | 94,652 (-0,1%) | 9,299 |
14/9/2015 | 94,751 (-0,40%) | 9,281 |
11/9/2015 | 95,131 (-0,27%) | 9,214 |
Sumber: Bloomberg