Bisnis.com, JAKARTA—Kurs rupiah diperkirakan menekan perdagangan di pasar obligasi pada Rabu (2/9/2015), yang telah terbebani aksi jual asing.
Data dari bloomberg menunjukkan surat utang negara RI bertenor 10 tahun (FR56) turun 0,14% di pasar sekunder pada pukul 11.15 WIB dengan yield di 8,779%, naik 2 basis poin.
Maximilianus Nico Demus L, Fixed Income Analyst Samuel Sekuritas mengatakan pagi ini pasar obligasi dibuka flat.
Dia memperkirakan hari ini SUN akan bergerak melemah terbatas di pasar obligasi, terpengaruh harga rupiah.
Pasar obligasi juga tertekan dengan aksi jual investor asing. Kepemilikan asing turun Rp7,87 triliun dalam sepekan yang berakhir pada 31 Agustus.
Asing tercatat memiliki SBN senilai Rp525,68 triliun pada 31 Agustus 2015 yang setara dengan porsi kepemilikan 37,75%.
Namun, dalam tren yang lebih panjang ekspektasi perlambatan laju inflasi berpotensi membuat yield diprediksi terus merosot.
“Cermati pergerakan rupiah, dan beberapa sentimen karena dapat memberikan refleksi terhadap harga obligasi,” kata Nico.
Rupiah melemah 0,08% ke Rp14.109 per dolar AS pada pukul 11:20 WIB. Kurs tengah BI ditetapkan di Rp14.127 per dolar AS.
Pergerakan SUN Seri FR56 di Pasar Sekunder
Tanggal | Harga | Yield (%) |
2 September (11.15 WIB) | 97,174 (-0,14% | 8,779 |
1 September | 97,307 (-0,29%) | 8,760 |
31 Agustus | 97,588 (+0,17%) | 8,719 |
28 Agustus | 97,419 (+0,46%) | 8,743 |
sumber: Bloomberg