Bisnis.com, JAKARTA—Inflasi rendah membuat rupiah gagal keluar dari tekanan di saat mata uang lain di Asia kompak menguat.
Pergerakan rupiah di pasar spot berakhir di level Rp14.098 per dolar AS, melemah 31 poin atau terdepresiasi 0,22% dari level penutupan kemarin.
Rupiah berakhir merosot meski siang tadi sempat terangkat oleh aliran modal yang masuk selama lelang Surat Utang Negara.
Penawaran yang masuk dalam lelang hari ini melebihi Rp16,38 tirliun. Pemerintah menyerap Rp10 triliun dari penawaran tersebut.
Muhammad Wafi, analis teknikal dari Bahana Securities, mengatakan asing menarik modal ke luar negeri setelah data menunjukkan laju inflasi rendah sepanjang Agustus.
“Asing keluar karena inflasi tidak bagus, jadi ada capital out flow. Inflasi rendah, GDP tidak jalan,” kata Wafi kepada bisnis.com.
Rupiah terdepresiasi ketika kurs Asia terdorong oleh depresiasi indeks dolar. Yen terapresiasi 1,09%, won naik 0,96%, sedangkan ringgit menguat 0,67%.
Investor melepas SUN di pasar sekunder. SUN bertenor 10 tahun melemah 0,18% dengan yield di posisi 8,745%, naik 3 basis poin pada pukul 16.14 WIB.
Aksi jual obligasi pemerintah RI lebih deras di pasar global. Imbal hasil global Bond RI bertenor 10 tahun telah naik 6 basis poin ke 4,728% pada pukul 16.14 WIB.
Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia pagi tadi ditetapkan di Rp14.813 per dolar AS, melemah 54 poin dari Rp14.027 per dolar AS yang ditetapkan pada Senin.
Pergerakan Rupiah di Bloomberg Dollar Index
Tanggal | Level | Perubahan |
1/9/2015 | Rp14.098 | -0,22% |
31/8/2015 | Rp14.067 | -0,60% |
28/8/2015 | Rp13.983 | +0,05% |
27/8/2015 | Rp13.990 | +1,01% |
26/8/2015 | Rp14.133 | -0,56% |
Sumber: Bloomberg