Bisnis.com, JAKARTA—Rupiah jatuh 94 poin dalam sepekan, tertekan oleh sentimen eksternal spekulasi pengetatan moneter The Fed.
Rupiah hari ini (Jumat, 24/7/2015) kembali menembus level terlemah setelah ditutup terdepresiasi 0,20% ke Rp13.447 atau turun 27 poin dari penutupan kemarin.
Mata uang Garuda berkerak antara Rp13.430—Rp13.484 per dolar AS setelah pagi tadi dibuka melemah ke Rp13.440 per dolar AS.
Josua Pardede, ekonom PT Bank Permata Tbk (BNLI), mengatakan rupiah akan terus tertekan hingga ada kepastian dari bank sentral AS tentang waktu dan laju normalisasi kebijakan moneter.
Dia menjelaskan indikasi penaikan Fed Fund Rate pada September semakin kuat dalam sepekan terakhir, seiring terbitnya data inflasi dan tenaga kerja yang menunjukkan pemulihan ekonomi di ekonomi terbesar dunia tersebut.
“Dalam waktu yang sama, belum ada sentimen positif pada rupiah. Pengumuman neraca perdagangan sebelum lebaran tidak mendapatkan reaksi,” katanya kepada bisnis.com, Jumat (24/7/2015).
Josua memperkirakan rupiah bisa tertekan hingga Rp13.500 dalam beberapa hari ke depan hingga hasil rapat FOMC dipublikasikan.
Adapun nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia juga merosot ke rekor terendah baru, melemah dari Rp13.394 per dolar AS menjadi Rp13.448 per dolar AS.
Pergerakan Rupiah di Bloomberg Dollar Index
Tanggal | Level | Perubahan |
24/7/2015 | Rp13.447 | -0,20% |
23/7/2015 | Rp13.420 | -0,34% |
22/7/2015 | Rp13.375 | -0,01% |
21/7/2015 | Rp13.373 | +0,16% |
20/7/2015 | Rp13.395 | -0,31% |
Sumber: Bloomberg