Bisnis.com, JAKARTA— PT Mitra Investindo Tbk. akan fokus menggarap bisnis minyak dan gas setelah diakuisisi Interra Resources Limited pada pertengahan tahun lalu.
Presiden Direktur Mitra Investindo Sugi Handoko menuturkan sampai saat ini kontribusi bisnis minyak dan gas (migas) terhadap pendapatan perseroan baru 25%. Adapun 75% lainnya masih disumbang oleh penjualan batu granit. Sejak mulai komersial pada 25 Juli 2104, perseroan sampai saat ini telah memproduksi 29.083 barel.
“Saat ini kami mengandalkan lapangan migas di Sorong yang berkapasitas 200 barel per hari,” ujarnya.
Sugi menuturkan untuk memperbesar kontribusi bisnis migas perseroan berencana mengakuisisi sejumlah blok migas di dalam negeri. Emiten berkode MITI ini akan mengandalkan dukungan dari pemegang saham untuk merealisasikan rencana tersebut. Sayangnya Sugi masih enggan membuka lebih jauh terkait dengan rencana tersebut.
Sugi menjelaskan kinerja sektor migas perseroan tahun ini masih tertekan harga minyak mentah global yang masih rendah. Kondisi tersebut membuat perseroan menahan ekspansi untuk meningkatkan kapasitas produksinya.
Direktur Mitra Investindo Yoyong mengatakan saat diakuisisi Interra Resources pada pertengahan tahun lalu, perseroan memprediksi komposisi penjualan migas dan granit mencapai 50:50. Namun, saat itu perseroan masih menggunakan patokan harga minyak di US$100 per barel.
“Saat ini kan harga minyak terus turun jadi target tersebut tidak bisa direalisasikan,” ujarnya.
Sepanjang 2014, produksi batu granit perseroan mencapai 1,23 juta ton atau turun 6,56% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 1,32 juta. Menurut Yoyong perseroan tidak akan menambah aset di sektor batu granit ini. Saat ini perseroan hanya mengandalkan tambang batu granit di Bintan.
