Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Taipan Peter Sondakh Hanya 5 Bulan Kuasai Saham BWPT

PT Rajawali Corpora milik taipan Peter Sondakh menguasai 65,5% saham PT Eagle High Plantation Tbk. (BWPT) hanya selama 5 bulan 15 hari.
Peter Sondakh/Forbes
Peter Sondakh/Forbes

Bisnis.com, JAKARTA- PT Rajawali Corpora milik taipan Peter Sondakh menguasai 65,5% saham PT Eagle High Plantation Tbk. (BWPT) hanya selama 5 bulan 15 hari.

Sondakh melalui Rajawali Corpora memutuskan untuk menjual 30% saham BWPT yang dulu bernama PT BW Plantations Tbk. tersebut kepada perusahaan asal Malaysia, Felda Global Ventures Holdings senilai Rp3,5 triliun.

Rajawali Corpora tengah membahas finalisasi proses jual beli saham emiten berkode saham BWPT tersebut dengan nilai sekitar RM1 miliar setara dengan US$267,95 juta.

Kendati demikian, meski Felda Global Ventures menggenggam 30% saham BWPT, Peter Sondakh tetap menjadi pemegang saham mayoritas di perusahaan kelapa sawit tersebut dengan menggenggam 35,5%.

Peter menggeser penguasaan keluarga Tjipto Widodo pada BW Plantation secara resmi dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 27 November 2014 silam.

Perjalanan panjang orang terkaya ke-8 di Indonesia versi Majalah Forbes dengan kekayaan ditaksir mencapai US$2,3 miliar atau setara Rp27,6 triliun, Peter Sondakh, untuk menguasai PT BW Plantation Tbk. dilakukan melalui mekanisme rights issue.

Bahkan, aksi korporasi tersebut juga membuat perusahaan milik Sondakh, Group Green Eagle, masuk ke pasar modal atau backdoor listing dengan diakuisisi oleh BWPT.

Keberadaan Grup Rajawali telah tercium sejak masuknya Credit Suisse AG SG Branch S/A Matacuna Group Limited dan Credit Suisse AG SG Branch S/A Pegasus CP One Limited. Belakangan, Grup Rajawali mengakui sebagai penerima manfaat pemegang saham kedua SPV tersebut.

Tidak hanya itu, salah satu orang kepercayaan Peter Sondakh yaitu Stephen Kurniawan Sulistyo juga telah disahkan menjadi komisaris utama BWPT pada 23 Juli 2014. Namun, kini Stephen telah mundur sebagai komisaris utama BWPT.

Tak lama berselang, manajemen BWPT mengumumkan penawaran umum terbatas I (PUT) melalui mekanisme right issue. BWPT menawarkan 27,02 miliar lembar saham atau 85,71% setelah PUT I dengan nominal Rp100 per saham. PUT I tersebut ditawarkan dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD).

Saham baru dipatok pada harga Rp400 per saham dengan rasio 1:6. Sehingga, dari aksi korporasi itu, BWPT menyerap dana sekitar Rp10,8 triliun.

Berdasarkan perjanjian bersama tiga pemegang saham terdahulu yakni Pegasus dan Matacuna serta termasuk PT BW Investindo, milik keluarga Widodo, tidak akan menyerap right issue tersebut. Nantinya, kepemilikan saham BW Investindo akan terdilusi menjadi 4,98% dari sebelumnya 34,86%.

Ketiga pemegang saham tersebut mengalihkan hak penyerapan right issue kepada Grup Rajawali. Pasalnya, Rajawali Capital International menjadi pembeli siaga bersama dengan PT BNI Securities, PT Danareksa Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Valbury Asia Securities.

Aksi korporasi sempat tertunda akibat belum terbitnya surat efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Bahkan, rencana right issue membuat investor publik menjerit karena harga saham BWPT anjlok tajam.

Akan tetapi, akhirnya, pada Kamis (27/11/2015), sebanyak 97% pemegang saham yang hadir dalam RUPSLB kedua, menyetujui aksi korporasi itu. "Surat sudah kami dapatkan dari OJK, pemegang saham menyetujui right issue dengan kuorum 97%," kata Direktur Utama BWPT Halim Ashari saat itu.

BW Plantation pun bertransformasi. Setelah konglomerat berusia 62 tahun itu masuk sebagai pemegang saham mayoritas, BWPT mengubah nama menjadi PT Eagle High Plantation Tbk. Hal itu seiring dengan akuisisi Eagle Group oleh BWPT setelah perseroan meraup dana hasil right issue pada akhir Desember mendatang.

Nominal akuisisi sebesar Rp10,53 triliun itu diakui terdiri dari ekuitas Green Eagle sebesar Rp8,52 triliun dan utang sebesar Rp2 triliun.

Halim menilai, transaksi tersebut terbilang fair value. BWPT mendapatkan perusahaan perkebunan dengan nilai US$13.000/hektare dinilai masih di bawah nilai sebenarnya. "Ini situasi sementara, ini waktu terbaik untuk pembeli membeli saham BWPT."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper