Bisnis.com, JAKARTA- Harga emas di bursa Comex New York melemah 0,62% ke US$1.217,6 per troy ons pada hari ini, Jumat (15/5/2015), pk. 20:10 WIB.
Meski saat ini melemah, emas mampu bertaha di atas level 1.215, setelah pada perdagangan sebelumnya ditutup menguat 0,5%.
"Selama sepekan, harga telah mengalami kenaikan sekitar 3%, kenaikan terbesar sejak pertengahan Januari," tulis Tim Analis Strategydesk, Divisi Riset Soegee Futures dalam risetnya yang diterima hari ini, Jumat (15/5/2015).
Dikemukakan Harga emas diperdagangkan dekat level tertinggi tiga bulan terakhir, seiring dengan meredanya kekhawtiran kenaikan suku bunga bank sentral AS (Fed Rate) dalam waktu dekat.
Kenaikan emas didorong oleh lemahnya data ekonomi AS yang terakhir dirilis. Data terakhir telah mendukung pandangan pasar jika ekonomi AS belum terlalu kuat bagi the Fed untuk menaikkan suku bunganya dalam waktu dekat, yaitu retail sales AS flat di bulan april, lebih rendah dari perkiraan yang sebesar 0,3%.
Data itu makin menambah kekhawatiran pertumbuhan di kuartal kedua juga akan melambat, setelah data nonfarm payroll minggu lalu yang kurang mengesankan.
Sementara itu, data initial jobless claims di level terendah dalam 15 tahun, pertanda lapangan kerja masih sehat. Tapi indeks harga produsen (PPI) selama April turun 0,4% per bulan, melawan prediksi naik 0,1%. Data PPI itu mengindikasikan tekanan inflasi masih rendah, kondisi yang mengurangi urgensi kenaikan suku bunga.
Dari sisi teknikal, trend bullish, namun indikator stochastic mulai overbought, harga pun masih ditutup di bawah resisten 1.224. Jika gagal bertahan di atas resisten tersebut, ada potensi koreksi ke area support di kisaran 1.200 – 1.207.
Namun, tambahnya, selama support tersebut bertahan, potensi kenaikan masih bisa berlanjut, untuk menguji area Fibonacci retracement 61.8% di kisaran 1.245.