Bisnis.com, JAKARTA--Salah satu anak perusahaan Ciputra Group, PT Ciputra Surya Tbk mengalokasikan anggaran belanja modal tahun ini sebesar Rp800 miliar.
Direktur Utama PT Ciputra Surya Tbk Harun Hajadi menuturkan dana tersebut digunakan untuk pembelian lahan dan pengembangan proyek dengan komposisi 50:50.
“Citraland Surabaya membutuhkan Rp200 miliar untuk pembelian lahan, dan Rp200 miliar lagi untuk pembangunan SOHO (Small Office Home Office). Sedangkan sisanya untuk pengembangan proyek yang sudah ada, termasuk peluncuran proyek baru,” ujarnya di sela peluncuran Hotel Ciputra Cibubur (HCC), Senin (20/4/2015).
Sejumlah perumahan yang akan diluncurkan perusahaan tahun ini ialah CitraLand Jayapura, CitraLand Lampung, dan CitraGrand Kendari. Hunian yang menyasar segmen menengah tersebut dibanderol dengan harga masing-masing Rp1 miliar - Rp4 miliar, Rp800 juta - Rp1,5 miliar, dan Rp400 juta - Rp1,2 miliar.
Perihal lahan, sambung Harun, proyek di Lampung menggunakan aset lahan perusahaan, sedangkan Jayapura dan Kendari memakai skema KSO (Kerjasama Operasi) dengan pemilik tanah.
Dari penjualan CitraLand Surabaya dan tiga perumahan yang baru diluncurkan, pihaknya menargetkan pendapatan Rp3,318 triliun pada 2015.
Kemudian, pada kawasan terpadu CitraLand Banjarmasin, Ciputra Surya berencana membangun pusat perbelanjaan. Tantangannya, lanjut Harun, mal tidak berada di pinggir jalan utama, sehingga harus memperhatikan setiap detail desain.
“Berdasarkan pengamatan saya, mal yang berada di pinggir jalan utama cenderung lebih ramai pengunjung. Sebagai contoh, Plaza Indonesia dan Grand Indonesia lebih padat pengunjung dibandingkan Pacific Place,” terangnya.
CitraLand City Makassar
PT Ciputra Surya Tbk juga mengalokasikan dana sebesar Rp3,5 triliun untuk membangun kawasan terpadu seluas 157 hektar di Pantai Losari, Makassar, Sulawesi Selatan.
Harun menyebutkan pengembangan skala kota bertajuk CitraLand City Makassar ini mengintegrasikan hunian, pusat belanja, bangunan komersial, pusat rekreasi, dan taman yang luas.
"Saat ini kami masih dalam proses perizinan termasuk analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) karena terdapat perubahan dari master plan. Kami harapkan pada bulan depan seluruh perizinan rampung dan kami bisa melansirnya kepada publik," kata Harun.
Tahun ini perusahaan menganggarkan dana Rp1 triliun untuk pembenahan lahan. Harun menargetkan pembenahan ini dapat rampung 2017, sehingga pengembangan bisa dilakukan.
