Bisnis.com, JAKARTA- Emiten pembiayaan PT Mandala Multifinance Tbk. (MFIN) menerbitkan obligasi senilai total Rp1 triliun untuk menggenjot pembiayaan kredit sepeda motor.
Berdasarkan prospektus singkat yang dipublikasikan perseroan, Rabu (1/4/2014), disebutkan penawaran umum berkelanjutan (PUB) II memiliki nilai Rp1 triliun. PUB II tahap I/2015 yang akan diterbitkan mencapai Rp500 miliar.
Obligasi terbagi dalam tiga seri dengan tenor maksimum 36 bulan. Masing-masing Seri A bertenor 370 hari, seri B selama 2 tahun, dan seri C selama 3 tahun sejak tanggal emisi.
Bunga obligasi akan dibayarkan setiap 3 bulan dengan pembayaran bunga pertama pada 8 Agustus 2015. Sedangkan, masa jatuh tempo masing-masing seri obligasi adalah pada 18 Mei 2016 untuk seri A, seri B pada 8 Mei 2017, dan pada 8 Mei 2018 untuk seri C.
Emiten berkode saham MFIN tersebut berencana menggunakan dana hasil emisi obligasi untuk modal kerja. Lebih khusus, perseroan akan menggenjot pembiayaan konsumen sepeda motor.
Penerbitan PUB II tahap I/2015 ini telah mendapatkan peringkat dari PT Pemeringkatan Efek Indonesia (Pefindo) pada level A dengan outlook stabil.
Bertindak selaku penjamin pelaksana emisi obligasi adalah PT BCA Sekuritas, PT CIMB Securities Indonesia, dan PT Indo Premier Indonesia. Sedangkan, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ditunjuk sebagai wali amanat.
Dijadwalkan masa penawaran awal obligasi Mandala Multifinance pada 2-16 April 2015 dan perkiraan efektif pada 29 April 2015. Masa penawaran obligasi 4-5 Mei, penjatahan 6 Mei, distribusi obligasi pada 8 Mei, dan pencatatan di Bursa Efek Indonesia pada 11 Mei 2015.
Per 31 Desember 2014, pendapatan Mandala Multifinance mencapai Rp1,54 triliun atau naik 8,2% dari tahun sebelumnya Rp1,42 triliun. Sedangkan, laba bersih naik 16,4% menjadi Rp301,49 miliar dari tahun sebelumnya Rp258,9 miliar.
Kontributor terbesar terhadap pendapatan masih disumbang oleh pembiayaan konsumen yang mencapai Rp1,53 triliun pada 2014 atau naik 10,1% dari perolehan setahun sebelumnya Rp1,39 triliun. Peningkatan tersebut disebabkan karena jumlah pembiayaan sepeda motor pada tahun lalu naik 20% menjadi Rp5,05 triliun.