Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan diprediksi masih berada di zona hijau dalam beberapa hari ke depan. Hal ini seiring dengan pernyataan Gubernur Federal Reserve Janet Yellen yang memberi sinyal belum akan meningkatkan tingkat suku bunga dalam waktu dekat.
Pada perdagangan Rabu (25/2/2015), indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,51% ke level 5.445,10 atau kembali mencatat rekor sepanjang sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI). Selama perdagangan Rabu, IHSG bergerak pada kisaran 5.425,90—5.448,70 setelah dibuka naik 0,16% ke 5.426,23.
Adapun, rekapitulasi perdagangan BEI menyatakan investor asing mencatatkan volume pembelian bersih sekitar 339,48 juta lembar saham dengan nilai pembelian bersih atau net buy Rp793,36 miliar. Total saham yang diperdagangkan sebanyak 6,11 miliar lembar dengan nilai transaksi sekitar Rp7,18 triliun.
Satrio Utomo, Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia, mengatakan asing terus masuk ke pasar saham Indonesia sejak awal tahun hingga kini. Kondisi ekonomi Indonesia yang terus membaik membuat asing semakin percaya diri dengan pasar Indonesia. Terus masuknya aliran dana asing juga didorong oleh hasil rapat The Fed yang memberi sinyal belum akan meningkatkan tingkat suku bunga dalam waktu dekat.
“Yellen bilang belum akan menaikkan dalam waktu dekat. Sebelumnya banyak khawatir suku bunga dinaikkan kuartal I, ternyata tidak terjadi. Setidaknya tidak dalam waktu dekat,” kata Satrio saat dihubungi Bisnis.com, Rabu (25/2/2015).
Investor melihat The Fed tidak tergesa-gesa dalam menaikkan suku bunga. The Fed masih menunggu sampai ekonomi dunia siap dahulu. “Kalau mata uang dollar Amerika Serikat menguat terlalu cepat, dikhawatirkan akan membuat ekspor AS anjlok,” tambahnya.
Satrio memprediksi indeks masih terus menguat selama tidak ada berita negatif yang mengguncang pasar. Konflik di Yunani juga tidak memberikan pengaruh, ditambah Dow Jones yang terus menguat.
Adapun, IHSG Kamis (26/2) diprediksi ada di level support 5.415 dan level resisten 5.450. “Asing masih terus masuk. Di pasar reguler itu, asing net buy sampai Rp11 triliun-Rp12 triliun sejak pertengahan Januari, sangat besar. Untuk Februari, asing masuk lebih banyak di saham dibandingkan dengan obligasi.”
William Surya Wijaya, Kepala Riset PT Asjaya Indosurya Securities mengatakan IHSG akan terus mencetak rekor baru dalam beberapa waktu mendatang. Hal ini masih ditunjang oleh capital inflow yang bertubi tubi membanjiri pasar modal indonesia. Ini menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan investor terhadap kondisi perekonomian Indonesia masih cukup tinggi.
Selain karena sinyal positif dari The Fed, rilis data ekonomi regional seperti HSBC Flash Manufacturing PMI China yang positif juga menjadi salah satu faktor yang turut memberikan warna terhadap pergerakan market regional. Demikian juga dengan terus membaiknya kondisi market global yang tentunya memberikan dampak positif terhadap pergerakan IHSG. “IHSG dalam jangka pendek berada dalam jalur uptrend.”