Bisnis.com, JAKARTA -- Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) mencatat realisasi penerbitan surat utang pemerintah mencapai Rp 41,37 triliun dan obligasi korporasi mencapai Rp4,8 triliun sejak awal tahun hingga 30 Januari 2015.
Penerbitan obligasi pemerintah itu berasal dari surat berharga negara (SBN) dan surat berharga syariah negara (SBSN). Berdasarkan RAPBN-P 2015, estimasi penerbitan obligasi pemerintah Februari-Desember 2015 mencapai Rp266, 63 triliun, 86,57% dari total Rp 308 triliun.
Adapun, nilai outstanding obligasi konvensional pemerintah selama 2010-2014 meningkat. Pada akhir 2014 total outstanding Rp284,4 triliun, naik 24,7% tahunan.
Nilai outstanding sukuk pemerintah pada akhir 2014 sebesar Rp57,8 triliun, meningkat 60,8% dari tahun sebelumnya.
Sementara itu, nilai outstanding obligasi korporasi pada akhir 2014 senilai Rp47,8 triliun, merosot 18,8% tahunan. Sepanjang Januari 2015 realisasinya Rp4,8 triliun. IBPA memperkirakan hingga akhir tahun penerbitan obligasi korporasi mencapai Rp 60 triliun.
Menurut IBPA, Selasa, (24/2/2015), penurunan BI rate, pelemahan harga minyak dunia, rencana bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga, serta upaya perbaikan ekonomi di Zona Eropa akan mempengaruhi arah ekonomi Indonesia sepanjang 2015.
Dinamika politik di dalam negeri dan upaya merealisasikan program pembangunan oleh pemerintah yang baru juga ikut mempengaruhi ekonomi Indonesia. Momentum positif pertumbuhan pasar obligasi Indonesia ini diharapkan dapat terus berlanjut sepanjang 2015.