Bisnis.com, JAKARTA--Setelah kembali cetak rekor pada penutupan perdagangan pekan lalu, indeks harga saham gabungan pekan ini masih berpotensi menguat. Meski demikian, harus tetap diwaspadai pembalikan arah.
Pada penutupan perdagangan pekan lalu, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup naik 0,58% ke level 5.374,17. Adapun asing mencatatkan aksi beli bersih atau net buy hingga Rp1,28 triliun.
Reza Priyambada, Kepala Riset PT Woori Korindo Securities mengatakan sepanjang pekan lalu laju IHSG bergerak variatif cenderung bertahan di zona hijau. Pergerakan IHSG di awal pekan lalu tidak meninggalkan utang gap sehingga IHSG sangat memungkinkan kembali menguat. Hal itu terihat pada perdagangan sepanjang pekan lalu yang relatif berada pada zona hijau meskipun penguatannya berkurang.
Adapun, pada perdagangan Senin (16/2/2015), IHSG diperkirakan berada pada rentang support 5.349-5.368 dan resisten 5.382-5.389. Di satu sisi masih mengharapkan terjadinya penguatan, di sisi lain IHSG memiliki peluang melakukan pembalikan arah.
“Diharapkan penguatan pada laju bursa saham global mampu mengimbangi potensi tersebut sehingga IHSG masih berkesempatan untuk tetap berada di jalur hijaunya,” kata Reza, Minggu (15/2/2015).
Dia menilai, setelah menyentuh level tertinggi terbarunya, laju IHSG cenderung terkonsolidasi terlebih dahulu sambil mencermati sentimen-sentimen yang ada. “Meski kami mengharapkan masih ada peluang bagi IHSG untuk melanjutkan kenaikannya namun, tetap mewaspadai potensi pembalikan arah seiring adanya aksi-aksi profit taking.”
William Surya Wijaya, analis PT Asjaya Indosurya Securities, menilai IHSG dalam jangka pendek masih di jalur uptrend. Awal pekan ini indeks masih dinaungi nuansa positif. Kondisi ini kemungkinan tidak berbeda jauh dengan kondisi laju IHSG pekan lalu.
Lana Soelistianingsih, Analis PT Samuel Asset Management mengatakan, meskipun pergerakan IHSG masih cenderung volatil, dia memprediksi IHSG hingga akhir tahun masih cukup baik dan positif. “Setidaknya bisa tumbuh sekitar 15%. Para analis bahkan memprediksi IHSG minimal itu mencapai 5.800, sisanya banyak di atas 6.000.”
Adapun, faktor pelemahan nilai tukar rupiah terhadap mata uang dollar Amerika Serikat (AS), Lana menilai belum memberikan pengaruh signifikan saat ini.