Bisnis.com, JAKARTA – Setelah pecah rekor dua hari berturut-turut, investor diperkirakan mulai ambil untung dan menahan diri bertransaksi.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) kemarin menukik turun 0,51% ke posisi 5.321,47 dengan catatan beli bersih asing Rp257,5 miliar. Hanya sektor tambang dan aneka industri yang menguat, masing-masing 0,24% dan 0,58%. Tidak cuma bursa Indonesia yang melemah, sebagian besar bursa di Asia Tenggara memerah.
Maxi Liestyaputra, Head of Research Sucorinvest Central Gani, menilai IHSG bakal bergerak fluktuatif sepanjang pekan ini diiringi aksi ambil untung investor. Juga aksi investor yang menahan diri untuk bertransaksi.
“Indeks sudah mencapai rekor dua hari berturut-turut, makanya kemarin ada aksi ambil untung yang bisa terjadi selama pekan ini. Sentimen negatif dari global juga membuat investor asing menahan diri untuk membeli di bawah,” kata Maxi saat dihubungi Bisnis, Selasa, (10/2/2015).
Harga minyak mentah dunia yang masih cenderung turun membebani sejumlah indeks. Kemarin harga minyak dunia WTI turun 1,46% ke posisi US$52,09 per barel.
Sentimen negatif lain datang dari sikap Yunani yang menampik program utang dari Troika. Atas aksi itu, sejumlah indeks sontak memerah.
Indeks Nikkei 225 merosot 0,33% ke 17.652,68, DJIA melemah 0,53%, S&P 500 turun 0,42%, dan FTSE 100 melorot 0,5%. “Investor juga masih menanti keluarnya laporan keuangan para emiten,” kata Maxi.
Perkiraannya, pekan ini tidak ada sentimen kuat dari dalam negeri yang dapat mempengaruhi laju indeks. Sarannya, investor dapat mengoleksi saham-saham konstruksi, properti, dan perbankan yang punya fundamental bagus.
Indeks sektor keuangan sudah naik 3,5% sejak awal tahun hingga kemarin (year-to-date/ ytd). Adapun, indeks properti bertumbuh 8,17% ytd.
Sikap investor untuk menahan diri terlihat dari penurunan indeks kemarin. Sejak perdagangan dibuka, indeks terus menurun hingga mencapai level terendah 5.310,08, lantas sedikit meninggi hingga ditutup 5.321,47.