Bisnis.com, JAKARTA - Ketimpangan supply and demand masih membatasi gerak minyak mentah pada kisaran US$40-an per barel. Tren bearish masih menggelayuti pasar minyak.
"Yang pasti sekarang di bawah US$45/barel. Ke depan masih cukup bearish dan bisa ke bawah US$40/barel," kata Kepala Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong, Sabtu (31/1/2015).
Sementara itu pada penutupan pasar pekan ini harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) tercatat melonjak 8,33% menjadi US$48,24 per barel di New York Mercantile Exchange (Nymex). Adapun, harga minyak mentah Brent di ICE London menguat 7,86% ke level US$52,99 per barel.
Lukman mengatakan meski menguat ketidakseimbangan permintaan dan pasokan masih menggiring minyak mentah ke kisaran harga rendah. Menggunungnya pasokan tak diimbangi dengan pertumbuhan permintaan yang terkontraksi karena perlambatan perekonomian global.
Selain itu, penguatan dolar juga ikut menggerus harga minyak mentah sehingga membuat berbagai komoditas yang berdenominasi dolar tampak lebih mahal. Sepanjang tahun lalu, harga minyak mentah ambruk lebih dari 50% dari level tertingginya di kisaran US$107/barel pada medio 2014.