Bisnis.com, JAKARTA - Setelah mencetak rekor pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu, indeks harga saham gabungan berpotensi melemah pada perdagangan pekan ini seiring dengan aksi profit taking yang dilakukan investor.
Pada penutupan perdagangan pekan lalu, indeks harga saham gabungan (IHSG) tembus ke posisi tertingginya sepanjang sejarah pasar modal Indonesia, yakni 5.323,88 atau menguat 1,34% dari hari sebelumnya.
Investor asing pun terlihat optimistis masuk ke pasar ke Indonesia. Hal ini terlihat dari aksi beli bersih asing senilai Rp1,61 triliun atau tertinggi sejaak 12 November tahun lalu.
Analis PT Quant Kapital Investama Hans Kwee mengatakan pengaruh positif dari hasil pertemuan European Central Bank (ECB) ke pasar saham Indonesia akan berakhir.
Indeks harga saham gabungan berpotensi konsolidasi melemah dan kembali ke level 5.200. Dia memprediksi, IHSG akan berada pada level 5.250 hingga 5.280 pada perdagangan Senin (26/1/2015).
“Sentimen ECB hanya satu-dua hari setelah itu selesai. Pekan ini harus hati-hati ada faktor dari pemilu di Yunani dan juga rentan profit taking,” kata Hans saat dihubungi Bisnis.com, Minggu, (25/1/2015.)
Analis PT Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe juga mengatakan hal serupa. Pergerakan IHSG pada perdagangan pekan ini rentan koreksi karena kenaikan yang cukup tinggi beberapa har terakhir. “Pekan ini tak ada sentimen yang besar, baik dari global maupun dalam negeri. Politik juga tak terpengaruh,” jelas Kiswoyo.
Sementara itu, analis PT Woori Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan pada perdagangan pekan lalu, maraknya sentimen positif dari global membuat IHSG tembus rekor baru dan meninggalkan utang gap 5.276-5.281.
Menurutnya, meski mengharapkan ada kenaikan lanjutan, setelah tembus level tertinggi, IHSG akan menjadi ajang profit taking.
Sepanjang pekan depan, IHSG diperkirakan akan berada pada rentang support 5.100-5.250 dan level resisten 5.33-5.350. “Meski masih mengharapkan ada kenaikan, tapi harus tetap diwaspadai potensi pembalikan melemah seiring dengan mulai adanya aksi profit taking,” kata Reza.