Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan pecah rekor sepanjang sejarah pasar saham Indonesia.Indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini bertengger di posisi 5.253,18, meningkat 0,73% dari hari sebelumnya. Posisi ini diprediksi masih akan berlanjut besok.
Sepanjang satu bulan ini IHSG mencoba bertahan di posisi 5.150-5.200. Pada perdagangan awal tahun, 2 Januari 2015, IHSG ditutup ke posisi 5.242,76, naik 0,3%.
Analis PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan berbagai faktor membuat IHSG pada perdagangan hari ini memecahkan rekor. Dia menilai, semua sentmen negatif sudah keluar. Adapun, rencana pemerintah yang akan mengenakan PPN atas tarif listrik tidak membuat saham-saham consumer mengalami penurunan.
Bahkan, saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) justru rebound setelah mengalami koreksi yang terlalu dalam sebelumnya. Selain itu, saham-saham emiten semen juga sudah mulai rebound. Begitu juga dengan saham-saham kosntruksi dan properti, semuanya mengalami kenaikan.
“Sepertinya, pasar merespon positif rencana European Central Bank (ECB) untuk mengucurkan stimulusnya diantisipasi positif oleh pelaku pasar,” kata Satrio saat dihubungi Bisnis, Kamis (22/1).
Selain itu, harga minyak yang mulai rebound juga memberikan sinyal positif pada IHSG dan indeks regional. Menurutnya, investor cukup optimistis bahwa harga minyak sudah mencapai level terendahnya. Hal ini terlihat dari saham-saham emiten batu bara yang mulai rebound. “Intinya kenaikan hari ini cukup merata dan akhirnya IHSG mencetak rekor yang baru,” tutur Satrio.
Dia memprediksi, IHSG pada perdagangan Jumat (23/1) berpotensi kembali menguat. Sejauh ini diperkirakan belum ada lagi sentimen-sentimen yang akan memengaruhi IHSG. Adapun, level support diperkirakan berada pada level 5.230 dan level resisten pertama 5.269-5.270, serta resisten kedua 5.300. “Meski politik memanas, pasar tidak begitu peduli. Besok rebound.”