Bisnis.com, JAKARTA--Rencana PT Krakatau Steel Persero Tbk untuk mendapatkan pinjaman senilai US$250 juta pada akhir tahun lalu belum bisa terlaksana. Hingga kini, perseroan masih menunggu keputusan dari export credit agency Jerman selaku pihak yang akan memberikan pinjaman.
Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Irvan Kamal Hakim mengatakan pada awalnya pihaknya memang menargetkan pinjaman senilai US$250 juta bisa rampung akhir tahun lalu. Namun, lantaran berbagai alasan pinjaman tersebut belum bisa didapatkan. Irvan juga belum bisa memprediksi kapan pinjaman tersebut bisa diperoleh.
“Sampai waktunya, akan kami umumkan. Ternyata memang sampai sekarang masih diproses, bukan gagal mendapatkan, tapi memang ada proses yang belum selesai,” kata Irvan kepada Bisnis di Gedung DPR, Rabu (21/1).
Rencananya, pinjaman tersebut akan digunakan untuk membiayai pembangunan pabrik Hot Strip Mill (HSM) baru di Cilegon. Secara keseluruhan, perseroan siap menanamkan investasi sekitar US$400 juta-US$500 juta (termasuk lahan) untuk meningkatkan kapasitas produksi baja lembaran panas (hot rolled coil/HRC) sekitar 1,5 juta per tahun. Pabrik baru yang dinamai pabrik Hot Strip Mill#2 (PTKS HSM#2 Project) ini diperkirakan beroperasi pada 2017.
Saat ini, perseroan sudah memiliki dana senilai Rp928,3 miliar atau setara US$105,6 juta yang berasal dari dana perolehan IPO perseroan pada 2010. Dengan equity dan lahan sekitar 48 hektar yang sudah disiapkan oleh KRAS, financing senilai US$250 juta dinilai sudah mencukupi.
Pembangunan pabrik akan dimulai pada kuartal IV/2014 atau kuartal I/2015. Adanya pabrik HSM#2 ini akan meningkatkan kapasitas HRC perseroan pada 2017 menjadi 3,9 juta per tahun dari kapasitas saat ini 2,4 juta ton per tahun. Kemudian, pembangunan pabrik HSM baru ini bertujuan untuk memanfaatkan peluang pertumbuhan pasar HRC, sekaligus mempertahankan pangsa pasar perseroan.
Rencananya, pabrik akan berlokasi di kawasan Krakatau Industrial Estate Cilegon yang didukung dengan ketersediaan utility dan infrastruktur. Lokasi pabrik juga dekat dengan sumber bahan baku, yakni dari PT Krakatau Posco.
Sebelumnya, pada 4 Juli 2014, perseroan telah melakukan penandatanganan kontrak pembangunan Pabrik Hot Strip Mill #2 Project dengan konsorsium kontraktor yang terdiri dari SMS Siemag AG (Jerman) dan PT Krakatau Engineering. Pabrik Hot Strip Mill#2 ditargetkan mampu meningkatkan produktivitas dan kualitas sehingga memenuhi keinginan konsumen.
Meski pinjaman belum bisa didapatkan hingga kini, perseroan optimistis pabrik akan tetap bisa beroperasi sesuai dengan yang dijadwalkan, yakni pada 2017.
“Tidak akan berpengaruh, masih akan tetap beroperasi sesuai dengan yang dijadwalkan,” tuturnya.
Tahun ini, KRAS menyiapkan belanja modal senilai US$275 juta. Nilai tersebut lebih rendah dibandingkan dengan belanja modal tahun ini lantaran perseroan tidak berniat ekspansi baru pada tahun ini. KRAS hanya akan menyelesaikan rangakaian proyek-proyek yang tengah berjalan.