Bisnis.com, Jakarta - PT Mayora Indah Tbk. menargetkan jumlah penjualan pada tahun ini tumbuh 12% dibandingkan dengan tahun sebelumnya senilai Rp15,5 triliun.
Untuk laba bersih 2015, Sekretaris Perusahaan Mayora Yuni Gunawan mengatakan perseroan mematok capaian hingga Rp600 miliar.
"Target laba bersih ini tergantung dari fluktuasi nilai tukar rupiah dan harga bahan baku di pasar internasional," ujarnya seperti dikutip dari Bisnis Indonesia, Kamis (15/1/2015).
Dia belum bisa menyebutkan jumlah pencapaian pendapatan dan laba bersih MYOR sepanjang tahun lalu.
Adapun jumlah belanja modal perseroan pada tahun ini diperkirakan mencapai US$50 juta, yang tidak disebutkan perincian pemanfaatannya. Yuni mengatakan perseroan akan menggunakan kas internal untuk menjalankan ekspansi bisnis pada 2015.
"Jika diperlukan kami akan mencari pinjaman bank. Ada pinjaman bank yang telah dimiiliki, dan ada rencana untuk mencari pinjaman baru. Jumlahnya tergantung situasi dan waktunya," ujar dia.
Untuk saat ini, MYOR tidak berencana untuk menerbitkan obligasi, dan melakukan penambahan pabrik baru. Pabrik terakhir yang telah selesai dikembangkan terletak di Balaraja, dan saat ini telah berproduksi.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2014, MYOR memperoleh penjualan bersih senilai Rp10,55 triliun atau tumbuh 22,37% dibanding pencapaian pada periode yang sama tahun sebelumnya Rp8,58 triliun.
Secara lebih terperinci, penjualan tersebut disumbang oleh penjualan dari pasar lokal sebesar Rp6,51 triliun, eskpor Rp4,08 triliun, dan sisanya dari retur penjualan.
Walaupun begitu, jumlah laba bersih perseroan jatuh hingga 67,2% dibanding pencapaian pada periode yang sama tahun sebelumnya. Laba bersih sepanjang sembilan bulan pertama 2014 tercatat Rp249,59 miliar, sementara pada 2013 Rp761,3 miliar.
Tercatat terdapat peningkatan beban pokok penjualan hingga 36,8% dari Rp6,44 triliun menjadi Rp8,81 triliun. MYOR juga mengalami kerugian akibat kurs mata uang asing sebesar Rp36,91 miliar, padahal sebelumnya mendapatkan keuntungan Rp209,13 miliar.
Kemudian, beban bunga MYOR juga membengkak menjadi Rp270,8 miliar dari posisi sebelumnya Rp181,7 miliar.