Bisnis.com, JAKARTA--Maskapai penerbangan pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. menargetkan agar calon kreditor dapat mengabulkan rasio utang terhadap ekuitas perseroan hingga 2,5 kali.
I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra, Direktur Keuangan Risiko & Teknologi Informasi Garuda Indonesia, mengatakan saat ini, debt to equty ratio (DER) perseroan mencapai 1,1 kali dengan ekuitas US$1,3 miliar dengan liabilitas US$1 miliar.
“Kami melihat kemampuan, yang penting kami menghemat anggaran,” ungkapnya kepada Bisnis, Senin (5/1/2014).
Emiten berkode saham GIAA tersebut, telah meraih pinjaman kredit dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) senilai total Rp1,37 triliun untuk modal kerja.
Fasilitas tersebut terdiri dari kredit modal kerja impor (KMKI) atau penangguhan jaminan impor (PJI) senilai maksimum Rp1 triliun.
Kemudian, senilai maksimum US$30 juta atau setara dengan Rp375 miliar sebagai fasilitas kredit KMKI/PJI/irrevocable standby loan (SLBC).
"Fasilitas pinjaman jangka pendek semua, untuk working capital, beli minyak dari Pertamina.”