Bisnis.com, JAKARTA -- Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) bergerak menguat 1,48% pada pukul 10,28 WIB, Selasa (23/12/2014). WTI untuk pengiriman Februari 2015 di bursa New York pada waktu tersebut ada di level US$56,08/ barel.
Zulfirman Basir, analis PT Monex Investindo Futures, mengatakan musim dingin di berbagai negara sepertinya dapat memberikan harapan akan terjaganya outlook permintaan.
“Investor juga khawatir akan potensi terganggunya ekspor minyak Libya seiring aksi militan menyebar ke Mellitah, wilayah pelabuhan ekspor minyak terbesar No.4 di Libya. Ini dapat memberikan sentimen positif untuk jangka pendek,” ujarnya melalui riset yang diterima Bisnis, Selasa (23/12/2014).
Namun, dia menambahkan, investor masih cemas dengan melimpahnya supplai di pasar di saat outlook permintaan energi dunia cukup rapuh dengan merebaknya ancaman perlambatan ekonomi global.
Anggota OPEC, yakni Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, Irak, dan Iran, telah isyaratkan tidak akan memangkas produksi minyaknya. Menurut Zulfirman, hal ini dapat menjaga sentimen negatif terhadap minyak.
“Outlook minyak masih bearish, dimana minyak dapat alami pelemahan dengan target penurunan US$53,6/barel dan stop-loss US$57,2/barel. Minyak WTI mungkin akan diperdagangkan di kisaran US$53,55 hingga US$57,1 untuk hari ini,” jelasnya.