Bisnis.com, WASHINGTON--Pertemuan Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) akhir bulan ini menjadi krusial untuk menyelamatkan harga minyak dari kejatuhan yang lebih dalam.
Sayangnya, sejumlah ekonom memprediksi tidak akan ada kebijakan baru dari kelompok produsen minyak itu.
Sementara, sepuluh ekonom lain yang dimintai pendapatnya menyatakan akan ada keputusan pemangkasan suplai usai pertemuan di Vienna, Austria, sebesar 1,5-2 juta barel per hari (bph).
Selama 7 tahun survei ini dilakukan, baru kali ini konsensus ekonom terbelah persis menjadi dua bagian yang sama kuat.
Bagi OPEC sendiri, situasi saat ini menjadi dilematis karena mereka tidak dapat begitu saja memotong suplai karena berisiko memberi jalan lebih lebar minyak shale AS untuk melakukan penetrasi pasar. Namun, jika suplai tidak segera dipangkas, harga akan terus meluncur jatuh.
"[Pertemuan] ini akan menjadi kritikal. Jika tidak ada tindakan pasca pertemuan, pasar akan menguji harga di level lebih rendah," ungkap Kepala Investasi Merchant Commodity Fund Doug King, Jumat (21/11/2014).
Doug menambahkan jika ada 1,5 juta bph yang dipangkas, Brent akan bertahan di kisaran US$80-US$90 per barel.
OPEC yang menguasai 40% dari total produksi dunia dihadapkan pada laju pertumbuhan produksi gas AS yang tercatat paling cepat dalam 3 dekade terakhir, sedangkan pertumbuhan permintaan justru melambat.
MINYAK DUNIA: OPEC Bertemu, Harga Diharapkan Terkatrol
Pertemuan Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) akhir bulan ini menjadi krusial untuk menyelamatkan harga minyak dari kejatuhan yang lebih dalam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
5 jam yang lalu
Mereka yang Balik Arah di Saham MEDC Awal 2025
5 jam yang lalu
Bos BBNI dan BBRI Bicara Dividen
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
5 jam yang lalu