Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PREDIKSI IHSG 10-14 November: Mood Pasar Masih Lesu

Indeks harga saham gabungan pada pekan ini diprediksi masih melemah seiring dengan belum adanya trigger positif, terutama dari dalam negeri, sehingga mood pasar cenderung turun.
 Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com , JAKARTA—Indeks harga saham gabungan pada pekan ini diprediksi masih melemah seiring dengan belum adanya trigger positif, terutama dari dalam negeri, sehingga mood pasar cenderung turun.

Pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup pada level4.987,42, atau merosot 0,93% dari posisi hari sebelumnya. Penurunan tersebut merupakan yang paling tajam dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya selama sepekan lalu.

Aksi jual (net sell) asing pun masih mendominasi transaksi. Tercatat, selama pekan lalu net sell asing terjadi tiga kali dengan nilai tertinggi terjadi pada Rabu (5/11/2014) senilai Rp377,11 miliar.

VP Investment PT Quant Kapital Investama Hans Kwee mengatakan pelemahan IHSG sepanjang sepekan lalu disebabkan oleh ketidakjelasan waktu terkait dengan kebijakan penaikan harga BBM bersubsidi.

“Kondisi ini membuat investor besikap wait and see.”

Selain itu, ujarnya, pelemahan juga didorong oleh rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal III/2014 yang melambat menjadi 5,01% atau di bawah harapan pasar. Dengan data itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini diperkirakan hanya 5,1%-5,2% atau di bawah asumsi APBN-P.

“Saya lihat pekan ini IHSG masih akan konsolidasi melemah. Pasar masih menunggu kepastian waktu penaikan harga BBM dan peluang resistensi dalam bentuk unjuk rasa penolakan,” kata Hans, seperti dilaporkan Harian Bisnis Indonesia, Senin (10/11/2014).

Dia memprediksi selama sepekan ini IHSG akan berada pada level support 4.950-4.900 dan resisten 5.000-5.030.

SENTIMEN NEGATIF

Kepala Riset PT Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menjelaskan rilis data inflasi yang di atas estimasi dan kondisi rupiah yang kembali terdepresiasi kian menambah sentimen negatif.

“Apalagi rilis data neraca perdagangan ternyata juga masih defisit,” ujarnya.

Menurut dia, kondisi bursa saham Amerika Serikat dan Eropa yang positif, tidak banyak berpengaruh terhadap laju IHSG yang kembali berada di zona merah. Kurs rupiah yang kembali berbalik negatif di tengah perlambatan ekonomi Indonesia dan peningkatan jumlah pengangguran membuat mood pelaku pasar cenderung turun.

“Tampaknya hawa profit taking masih dimungkinkan terjadi pada pekan ini karena belum ada trigger positif, terutama dari dalam negeri,” kata Reza, Sabtu (8/11).

Dia memperkirakan pada perdagangan pekan ini, IHSG akan berada pada rentang support 4.975-4.980 dan resisten 5.024-5.105.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria
Editor : Nurbaiti
Sumber : Bisnis Indonesia (10/10/2014)
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper