Bisnis.com, JAKARTA—PT Citatah Tbk. pesimistis target kenaikan penjualan tahun ini sebesar 15% akan tercapai. Jangankan memenuhi target, penjualan tahun ini justru diprediksi turun 5% menjadi Rp231 miliar akibat adanya perlambatan di sektor properti.
Emiten berkode CTTH yang bergerak di sektor pertambangan batu tersebut menilai lesunya sektor properti di tanah air, khususnya proyek-proyek besar seperti gedung perkantoran dan apartemen, berpengaruh terhadap permintaaan marmer. Hal tersebut membuat penjualan di pasar dommestik merosot 10%.
“Peraturan keuangan dari Bank Indonesia untuk pembelian properti yang semakin ketat bagi pihak pengembang dan pembeli, serta kondisi politik yang kurang stabil pada masa pemilihan umum, mendorong pihak pengembang menangguhkan sementara pembangunan yang sedang berlangsung,” kata manajemen dalam keterangannya yang diunggah ke keterbukaan informasi, Senin (10/11/2014).
Dilihat dari laporan keuangan perseroan per 30 September 2014, kinerja penjualan memang tidak bisa dibilang bagus. Hingga kuartal III/2014 CTTH mencetak penjualan senilai Rp161,76 miliar atau turun 10,47% dibandingkan dengan penjualan pada periode yang sama tahun lalu Rp180,68 miliar.
Namun, kinerja laba bersih justru meningkat secara signifikan setelah perseroan mampu membalikan rugi selisih kurs senilai Rp22,47 miliar menjadi untung Rp1,26 miliar. Selain itu, CTTH juga mendapatkan tambahan Rp7,7 miliar dari hasil penjualan aset berupa ruko pada kuartal II/2014.
Alhasil laba bersih pada kuartal III/2014 meroket 203,1% dari Rp4,52 miliar menjadi Rp13,7 miliar.
Sementara itu, menghadapi tahun depan, perseroan potimistis kinerja keuangan akan meningkat dengan menargetkan penjualan senilai Rp304 miliar atau naik 31,6% dari proyeksi tahun ini.
Citatah Revisi Target Penjualan 2014
PT Citatah Tbk. pesimistis target kenaikan penjualan tahun ini sebesar 15% akan tercapai. Jangankan memenuhi target, penjualan tahun ini justru diprediksi turun 5% menjadi Rp231 miliar akibat adanya perlambatan di sektor properti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Lucky Leonard
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
27 menit yang lalu