Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Imbal Hasil SUN Terus Turun

Imbal hasil surat utang negara bertenor 10 tahun terus menurun seiring makin kondusifnya kondisi dalam negeri.nn

Bisnis.com, JAKARTA- Imbal hasil surat utang negara bertenor 10 tahun terus menurun seiring makin kondusifnya kondisi dalam negeri.

Berdasarkan data Bloomberg, pada 16 Oktober 2014, imbal hasil atau yield surat utang negara (SUN) bertenor 10 tahun tercatat 8,28%. Namun, hingga perdagangan kemarin, yield terus menguat hingga 7,98%.

Padahal, pada perdagangan awal tahun, yield tercatat berada di level 9,12%. Artinya, ada penguatan yang cukup signifikan sepanjang tahun berjalan 2014.

Wahyu Trenggono, Direktur Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) mengatakan apabila investor melihat pasar obligasi dalam negeri masih memiliki risiko yang tinggi, maka return yang diminta investor akan lebih tinggi.

Kalau sekarang menurun terus, artinya risiko yang dihadapi secara umum lebih baik risikonya dibandingkan dengan yang sebelumnya. Investor melihat, pasar obligasi Indonesia masih aman, ” kata Wahyu saat dihubungi Bisnis, Senin (27/10).

Menurutnya, posisi yield obligasi pemerintah yang sekitar 8,2%-8,3% ini sudah bertahan selama lima bulan belakangan. “Kemudian saat ini, ketika yield bergerak di bawah 8%, artinya ada penurunan yang cukup signifikan, harus dilihat apa saja faktor yang mendorongnya.”

Wahyu menjelaskan, selain faktor dalam negeri, faktor luar negeri memang sangat memungkinkan mempengaruhi. Namun, dia memperkirakan menguatnya yield obligasi pemerintah ini lebih disebabkan oleh faktor domestik, terutama sentimen politik.

Adanya kepastian pemerintahan baru sejak pelantikan hingga pengisian kabinet merupakan salah satu faktor yang kuat.Luar negeri, baik Amerika Serikat, Eropa, China belum ada pergerakan yang signifikan. Dari sisi makro ekonomi dalam negeri juga sama, belum ada data baru. Artinya, satu-satunya faktor adalah kondisi belakangan ini,semua sudah jelas dan memberikan kepastian,” tambahnya.

Meski demikian, masih ada sentimen lain yang menunggu, yakni rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang akan dilakukan dalam waktu dekat. Kenaikan harga BBM dinilai akan memicu inflasi yang membuat yield akan kembali naik.

“Namun, harus diingat, ini baik untuk jangka panjang. Dana subsidi bisa digunakan untuk pos lain, ini akan meningkatkan efektivitas belanja negara dan meningkatkan daya saing industri.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper