Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OBLIGASI KORPORASI: Nilai Emisi Hanya Rp38,34 T Tahun Ini

Nilai emisi penerbitan obligasi korporasi sepanjang tahun ini diprediksi hanya sekitar Rp38,34 triliun atau jauh lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu yang senilai Rp57,49 triliun.

Bisnis.com, JAKARTA- Nilai emisi penerbitan obligasi korporasi sepanjang tahun ini diprediksi hanya sekitar Rp38,34 triliun atau jauh lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu yang senilai Rp57,49 triliun.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan hingga akhir September 2014, ada sekitar tiga puluh penerbitan obligasi dengan nilai Rp30,64 triliun. Adapun hingga akhir tahun, hanya ada sekitar tujuh penerbitan obligasi dalam pipeline OJK dengan nilai Rp7,7 triliun.

Artinya, sepanjang tahun ini penerbitan obligasi hanya sekitar Rp38,34 triliun. Padahal, penerbitan obligasi sepanjang tahun lalu bisa mencapai Rp57,49 triliun.

Kepala Departemen Pengawas Pasar Modal OJK Yunita Linda Sari mengatakan tujuh penerbitan obligasi yang ada dalam pipeline OJK a.l penerbitan obligasi Bank Mayapada International Tbk dengan nilai emisi Rp700 miliar, penawaran umum berkelanjutan (PUB) PT Waskita Karya (Persero) Tbk Rp500 miliar, PUB PT Indosat Tbk Rp2,2 triliun dan Sukuk PT Indosat Rp300 miliar.

Selain itu, juga ada PT Astra Sedaya Finance yang berencana menerbitkan obligasi sekitar Rp2,5 triliun. “Kemudian ada Permodalan Nasional Madani (Persero), Bank Permata dengan nilai emisi masing-masing Rp500 miliar, Rp1 triliun. Saya kira hanya itu, mereka pakai buku Laporan Keuangan tengah tahun,” kata Yunita dalam konferensi pers di Gedung OJK, Kamis (16/10/2014).

Analis PT Millenium Danatama Asset Management Desmon Silitonga mengatakan relatif tingginya suku bunga di dalam negeri merupakan salah satu penyebab rendahnya penerbitan obligasi sepanjang tahun ini.

Sebenarnya, pada kuartal IV diharapkan akan lebih banyak perusahaan yang akan menerbitkan obligasi. Namun, adanya rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada November ini dinilai membuat pasar menjad tidak kondusif.

“Banyak yang membatalkan atau menunda penerbitan tahun ini. Jadi lebih ke faktor tersebut, soalnya pada saat kenaikan harga BBM nanti cost of fund akan naik,” kata Desmon saat dihubungi Bisnis, Kamis (16/10).

Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), sepanjang September 2014-Desember 2014, obligasi korporasi yang jatuh tempo tercatat senilai Rp14,18 triliun. Termasuk juga obligasi milik PT Salim Ivomas Tbk (SIMP) dan PT Pupuk Kalimantan Timur yang akan jatuh tempo pada 1 Desember 2014 dan 4 Desember 2014.

Berdasarkan catatan Bisnis, SIMP akan melunasi utang jatuh tempo yang senilai Rp452 miliar tersebut dengan menggunakan kas internal. Namun demikian, pihaknya tidak berencana akan menerbitkan obligasi tahun ini.

Begitu juga dengan Pupuk Kaltim, yang belum berencana menerbitkan obligasi lagi untuk menggantikan obligasi Pupuk Kaltim II Tahun 2009 yang akan jatuh tempo. Adapun nilainya Rp660 miliar. Pupuk Kaltim akan membayar obligasi jatuh tempo tersebut dengan kas internal.

Menurut Desmon, melambatnya pertumbuhan ekonomi tahun ini juga menjadi salah satu penyebab. Tahun depan, dia memprediksi jumlah dan nilai emisi penerbitan obligasi tahun depan akan lebih baik.

“Karena pertumbuhan ekonomi dalam negeri juga akan lebih baik, diperkirakan bisa 5,8% tahun depan kalau tidak salah.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria
Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper