Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Besok, IHSG Diperkirakan Terkoreksi

Setelah dua hari menguat, indeks harga saham gabungan diprediksi mulai terkoreksi besok, Rabu, (8/10), seiring penantian investor atas sinyal rapat FOMC soal pengakhiran quantitave easing tahap ketiga.

Bisnis.com, JAKARTA— Setelah dua hari menguat, indeks harga saham gabungan diprediksi mulai terkoreksi besok, Rabu, (8/10), seiring penantian investor atas sinyal rapat FOMC soal pengakhiran quantitave easing tahap ketiga.

Selasa, (7/10/2014), indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup di level 5.032,84, menguat 0,654% dari hari sebelumnya. Net buy asing tercatat Rp104,4 miliar.

Analis Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada memperkirakan penguatan IHSG selama dua hari ini tidak akan berlanjut pada Rabu, (8/10) sebab investor menahan aksi beli. Pasalnya, investor menanti hasil dari rapat The Federal Open Market Committee (FOMC) pada Rabu, (8/10) yang membahas penghentian quantitative easing tahap ketiga.

“Penaikan IHSG kemarin hanya sementara karena tidak banyak sentimen negatif dan putusan Bank Indonesia untuk mempertahankan BI Rate di 7,5%. Besok IHSG akan terkoreksi karena investor menunggu pertemuan FOMC,” tutur Reza kepada Bisnis. Selasa, (7/10).

Sinyal koreksi sudah terlihat dari nilai transaksi kemarin yang mencapai hanya Rp4,63 triliun, lebih rendah dari rerata nilai transaksi harian Rp5 triliun. Menurut Reza, nilai transaksi tersebut mengindikasikan investor memanfaatkan harga yang rendah untuk sementara waktu saja.

Prediksi Reza, hari ini IHSG berada di level support 5.010 dan level resistance 5.090. Selain menunggu sinyal dari FOMC, koreksi IHSG hari ini juga bakal ditentukan oleh pengumuman pemilihan ketua MPR. Bila koalisi Merah Putih memenangi pemilihan tersebut, bukan tidak mungkin kondisi itu menjadi sentimen negatif bagi investor dan menekan IHSG. Dan, sebaliknya, bila kubu DPD yang menjadi ketua MPR, putusan tersebut bakal jadi sentimen positif buat investor dan menopang laju IHSG. Atau, setidaknya menahan koreksi dalam IHSG.

“Jadi, indeks memang dipengaruhi kuat oleh FOMC dan MPR,” ucap Reza.

Kian terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang mencapai level Rp12.202 rupanya diabaikan investor. Reza mengatakan dalam kondisi normal, pelemahan rupiah sesungguhnya dapat menekan IHSG.

“Namun, pelemahan rupiah tidak berpengaruh untuk sementara waktu karena ada beberapa faktor penahan,” ujar Reza.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper