Bisnis.com, JAKARTA -- Tren kinerja reksa dana indeks tercatat melambat dalam sebulan terakhir, dipicu koreksi sejumlah saham-saham pilihan pada portofolio indeks acuannya.
Berdasarkan data Infovesta Utama sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd 3 Oktober 2014), Reksa dana CIMB-Principal Index IDX30 secara teknis berkinerja paling memuaskan dengan return 18,28%, unggul (outperform) dari indeks acuannya IDX30 yang tumbuh 17,64%.
Reksa dana indeks lainnya yang mampu mengungguli indeks acuannya yakni Kresna Indeks 45 dengan imbal hasil 17,42%, sedangkan LQ45 hanya tumbuh 17,27%.
Sementara itu, Danareksa Indeks Syariah yang mengekor kinerja Jakarta Islamic Index cenderung tumbuh moderat dengan imbal hasil 12,50%, atau mencatat tracking error 0,13 basis poin dari performa JII.
Adapun Indeks Bisnis-27 mencetak pertumbuhan 17,84% atau tertinggi di antara benchmark reksa dana indeks lainnya.
Penguatan itu turut menopang imbal hasil reksa dana PG Indeks Bisnis-27 yang mencatat imbal hasil 17,33%, meski masih di bawah performa Indeks Bisnis-27.
Gambaran saja, dalam prospektus reksa dana indeks, rerata penetapan tracking error dipatok -2% hingga 2% dalam mengekor kinerja indeks acuannya.
Proporsi itu menjadi komitmen manajer investasi dalam mengelola performa portofolionya tidak meleset jauh dari pergerakan benchmark.
Namun demikian, bila dibandingkan dengan kinerja per 5 September, pencapaian hingga Oktober ini mengalami penurunan.
Reksa dana CIMB-Principal Index IDX30 ketika itu mencatat return hingga 25,54%. Kemudian, Kresna Indeks 45 mencatat imbal hasil 24,86% dan PG Indeks Bisnis-27 yang mencatat imbal hasil 25,48%.
Hanya Danareksa Indeks Syariah yang mengekor kinerja Jakarta Islamic Index cenderung tumbuh moderat dengan imbal hasil 19,96%, atau mencatat tracking error 0,16 basis poin dari performa JII.
Vilia Wati, analis PT Infovesta Utama mengatakan dibandingkan dengan kinerja per September, kinerja reksa dana indeks tercatat mengalami penurunan per 3 Oktober akibat bursa saham yang terkoreksi selama Oktober.
“Di mana, indeks harga saham gabungan (IHSG) tercatat turun 3,66% dari akhir September 2014 per 3 Oktober 2014,” kata Vilia kepada Bisnis, Senin (6/10).
Menurutnya, hingga akhir tahun tren reksa dana indeks mengikuti kinerja indeks acuan diperkirakan masih akan berfluktuatif dengan kecenderungan menguat tipis.
Padahal sebelumnya, dia memandang sejumlah reksa dana indeks berpeluang melanjutkan tren penguatan lebih tinggi hingga akhir tahun
“Menguat tipis sambil menunggu perkembangan kondisi politik seperti kinerja pemerintahan baru dan data laporan keuangan kuartal III,” katanya.
Penguatan masih akan terjadi seiring adanya ekspektasi makro ekonomi yang akan membaik secara jangka panjang pasca kenaikan harga BBM meski ada potensi fluktuasi dalam jangka pendek.