Bisnis.com, JAKARTA – Operator taksi PT Blue Bird Tbk. menargetkan dapat meraih dana hingga Rp4,9 triliun dari penawaran umum saham perdana sebanyak-banyaknya 531,4 juta lembar saham baru atau 20% dari modal ditempatkan dan disetor.
Adapun, harga penawaran ditetapkan pada kisaran Rp7.200 – Rp9.300 per lembar saham.
Sekitar 50% dari dana initial public offerings (IPO) itu akan digunakan untuk membiayai belanja modal termasuk pembelian kendaraan dan akuisisi pool.
Selain itu, perseroan juga mengalokasikan sekitar 35,71% untuk melunasi pinjaman dari sejumlah bank dan sekitar 14,29% akan dimanfaatkan sebagai modal kerja perseroan dan entitas anak.
Perseroan akan menggunakan 35,71% dana hasil IPO untuk membayar utang kepada Bank BCA senilai Rp400 miliar dan pinjaman kredit investasi dari sejumlah bank dengan nilai total Rp817 miliar.
Sebagai informasi, total liabilitas perseroan saat ini mencapai Rp4 triliun, yang terdiri dari Rp1,6 triliun berupa liabilitas jangka pendek dan Rp2,3 triliun merupakan liabilitas jangka panjang.
Adapun, rasio liabilitas terhadap ekuitas perseroan pada tahun lalu mencapai 3,16 kali, atau meningkat dari posisi pada tahun sebelumnya sebesar 2,7 kali.
Per 30 April 2014, rasio tersebut turun menjadi 2,72 kali.
Dari sisi kinerja, pendapatan bersih Blue Bird pada 30 April 2014 naik 31,6% menjadi Rp1,47 triliun dibandingkan capaian pada periode sama tahun lalu senilai Rp1,12 triliun.
Perseroan mencatat pertumbuhan pendapatan rata-rata sekitar 23,7% dalam 3 tahun terakhir.
Purnomo Prawiro, Presiden Direktur Blue Bird, optimistis penawaran umum saham perdana tersebut akan sukses walaupun kondisi pasar modal sedang terkoreksi, mengingat respons investor terhadap aksi korporasi ini sangat positif.