Bisnis.com, JAKARTA – JP Morgan Chase Bank National Association merupakan pemegang obligasi (bondholder) terbesar, yakni 48,6% atas wesel senior US$380 juta yang diterbitkan anak usaha PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL).
Persentase kepemilikan tersebut setara dengan kepemilikan nilai surat utang US$184,68 juta. Lewat keterbukaan informasi di BEI, Rabu, (1/10), BTEL menyampaikan sepuluh pemegang surat utang terbesar dari USD global bond berdasarkan data dari Trustee (BNY Mellon) per 27 Juni 2014.
Citibank berada di urutan kedua dengan kepemilikan US$141,12 juta atau 37,1% total USD global bond. Selanjutnya, State Street Bank and Trust Company memegang US$11,5 juta atau 3%, The Bank of New York Mellon/ Mellon Trust of New England, NA mengantongi US$7,4 juta atau 1,9%, Brown Brothers & Harriman memiliki US$5,55 juta atau 1,5%.
The Northern Trust Company memegang nilai obligasi US$5,45 juta atau 1,4%, JP Morgan Chase Bank, National Association US$4,5 juta atau 1,2%, dan Deutsche Bank Securities Inc menggenggam US$4,3 juta atau 1,1%. Adapun, JP Morgan Clearing Corporation membeli US$3,55 juta atau 0,9% dan Goldman Sachs mengantongi US$2,91 juta atau 0,8%. BTEL menyatakan 10 besar bondholders itu tidak terafiliasi dengan perseoran atau grup perseroan dari sisi pengendalian, pengurusan, dan pengawasan.
Informasi tersebut merupakan bagian dari jawaban BTEL atas pertanyaan Bursa Efek Indonesia (BEI) terhadap berita soal gugatan investor terhadap Bakrie Telecom Pte. Ltd., BTEL, PT Bakrie Network, dan PT Bakrie Connectivity di pengadilan negara New York, Amerika Serikat. Tiga investor yang menggugat yakni Universal Investment Advisory SA, Vaquero Master EM Credit Fund Ltd., dan Trucharm Ltd.
Pada Rabu, (24/9), BTEL menggelar rapat di Singapura dengan para pemegang obligasi untuk mendiskusikan restrukturisasi wesel senior yang diterbitkan anak usaha BTEL, yakni Bakrie Telecom Pte. Ltd., senilai US$380 juta. BTEL ingkar membayar kupon yang jatuh tempo pada 7 November 2013 dan 7 Mei 2014, masing-masing senilai US$21,85 juta.
Menurut BTEL, proses pembahasan re-profiling USD bond sudah berlangsung cukup lama dan kian intensif, ditandai dengan adanya key terms proposal.
"Kami optimistis bahwa proses re-profiling USD bond ini dapat diselesaikan dan disetujui oleh steering committee dan bondholer dalam beberapa bulan ke depan," tulis BTEL dalam keterbukaan informasi, Rabu, (1/10/2014).