Bisnis.com, JAKARTA - Manajer Investasi diharapkan bisa memberikan alternatif baru reksa dana syariah guna meningkatkan kinerja industri reksa dana syariah dalam negeri.
Vilia Wati, Analis Infovesta Utama mengatakan reksa dana syariah memang belum menjadi pilihan masyarakat. Menurutnya, masyarakat mencari reksa dana yang memiliki performa lebih bagus dan memberikan imbal hasil yang lebih besar.
Dia menilai alasan masyarakat memilih reksa dana syariah lantaran inevstasi tersebut memiliki prinsip syariah. “Hanya baru itu saja, masyarakat belum melihat dari sisi yang lain apa perbedaan yang syariah dengan konvesional,” kata Vilia ketika dihubungi Bisnis, Kamis (11/9/2014).
Untuk bisa menarik minat masyarakat berinvestasi di reksa dana syariah, manajer investasi harus berani mengeluarkan produk baru yang lebih variatif lagi. Saat ini, jenis produk reksa dana syariah lebih sedikit dibandingkan dengan yang konvensional.
Berdasarkan data Infovesta Utama, hingga saat ini, total produk reksa dana syariah baru sekitar 61 produk. “Harus ada jenis produk baru, misal produk yang tematik, seperti sektor tertentu saja, sekarang kan belum ada.”
Selain itu, beberapa tahun belakangan, indeks saham syariah Indonesia (ISSI) selalu berada di bawah indeks harga saham gabungan (IHSG).” Rata-rata indeks reksa dana syariah selalu di bawah yang konvensional,” tambah Vilia.
Masih berdasarkan data Infovesta Utama year to date 2014 (per 10 September 2014), imbal hasil reksa dana syariah masih di bawah reksa dana konvensional. Bila diperinci, imbal hasil reksa dana saham konvensional secara ytd sekitar 23,24%, sedangkan untuk reksa dana saham syariah tercatat 20,38% atau outperform dari acuannya ISSI 16,63%.
Untuk reksa dana campuran konvensional, imbal hasil tercatat 14,04%, sedangkan imbal hasil reksa dana campuran syariah tercatat 13,96%. Adapun untuk reksa dana pendapatan tetap konvensional, imbal hasil mencapai 5,67%, sedangkan reksa dana pendapatan tetap syariah 4,72%.