Bisnis.com, JAKARTA--Emiten tambang PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk. membukukan rugi bersih sebesar US$605,17 juta atau setara dengan Rp7 triliun pada periode 2013.
Kenneth Raymond Allan, Direktur Borneo Lumbung Energi & Metal, mengakui terjadi keterlambatan penyampaian laporan keuangan tahunan 2013.
Pihaknya baru melaporkan kinerja perseroan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Senin (9/9/2014) dan dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia pada hari yang sama.
"Sebagai akibat dari keterlambatan penyampaian LKT 2013, maka perseroan juga akan terlambat dalam menyampaikan laporan tahunan 2013 dan laporan keuangan interim triwulan I tahun 2014," tulisnya.
Kerugian bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai US$605,17 juta sepanjang tahun lalu. Rugi tersebut tercatat meningkat 10% dari kerugian periode 2012 yang mencapai US$550,45 juta.
Perseroan membukukan penjualan bersih sepanjang tahun lalu mencapai US$264,2 juta, merosot tajam dari perolehan penjualan tahun sebelumnya yang mencapai US$645,95 juta.
Adapun beban pokok penjualan mengalami peningkatan tipis dari sebelumnya US$416,12 juta menjadi US$465,38 juta. Sehingga, rugi kotor tahun lalu mencapai US$201,17 juta dari sebelumnya masih meraih laba US$229,82 juta.