Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Semen Indonesia Serap Capex US$240 Juta

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. sudah menyerap belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar US$240 juta hingga Juli 2014 dari total capex yang dianggarkan senilai US$400 juta sampai akhir tahun.
Produk Semen Indonesia/Bisnis
Produk Semen Indonesia/Bisnis

Bisnis.com,  JAKARTA--PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. sudah menyerap belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar US$240 juta hingga Juli 2014 dari total capex yang dianggarkan senilai US$400 juta sampai akhir tahun.

Direktur Utama Semen Indonesia Dwi Soetjipto mengatakan perseroan sudah merealisasikan sekitar 60% belanja modal untuk kegiatan ekspansi perusahaan hingga Juli 2014. Adapun hingga akhir tahun 2014, emiten dengan kode SMGR ini menargetkan bisa merealisasikan belanja modal hingga 90%.

Dwi mengatakan, sebagian besar belanja modal digunakan untuk ekspansi pabrik Indarung VI di Padang, pabrik di Rembang, Jawa Tengah, dan juga proyek Grinding Plant/Cement Mill di Dumai.

“Juga beberapa prroyek lainnya, ada juga untuk konversi energi, nanti semester II/2014 juga masih akan digunakan ekspansi pabrik,” kata Dwi usai Halal bi Halal dan Workshop antara SRO dengan Anggota Bursa dan Emiten, Senin (18/8/2014).

Hingga Juli 2014, volume penjualan SMGR mencapai 14,42 juta ton, tumbuh 0,3% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 14,37 juta ton. Pertumbuhan volume penjualan industri semen sendiri turun 0,5% menjadi 32,7 juta ton.

Perusahaan semen pelat merah ini menguasai 41,1% market share dalam negeri per Juli 2014. Pertumbuhan penjualan terbesar dibukukan oleh anak Semen Indonesia 7,8 juta ton, disusul oleh Semen Padang 3,6 juta ton, Semen Tonasa 2,9 juta ton.

Pada sisi lain, perseroan tengah mempersiapkan diri menjadi produsen semen terbesar di Asia Tenggara. Adapun kuartal IV/2014 ini perseroan menargetkan bisa merampungkan proses rencana ekspansi ke Myanmar dengan melakukan kerja sama pembentukan perusahaan patungan dengan mitra lokal.

“Harapannya, mepet-mepet paling lama kuartal I/2015. Semuanya harus dilihat, Myanmar merupakan negara berkembang, jadi masih ada aspek legal yang harus diselesaikan dengan mitra, baru kami bisa masuk,” jelas dia.

Untuk pembentukan perusahaan patungan ini, SMGR membutuhkan dana US$100 juta hingga US$200 juta. Nantinya, dana sebesar US$50 juta dari kebutuhan itu bersumber dari ekuitas, sedangkan sisanya akan berasal dari pinjaman.

Untuk ekspansi pabrik di Vietnam, perseroan menyatakan kemungkinan besar baru dapat direalisasikan pada 2015. “Kami targetkan ada tambahan 1,5 juta ton lagi, tetapi kemungkinan baru tahun depan.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper