Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PREDIKSI PERGERAKAN IHSG(11/8/2014): Tekanan Masih Berlanjut, Indeks Menguat Terbatas

Tekanan terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) diprediksi kembali berlanjut pekan ini lantaran minimnya sentimen dalam negeri yang dapat menjadi penopang.
  Tekanan terhadap IHSG diperkirakan masih berlanjut. /
Tekanan terhadap IHSG diperkirakan masih berlanjut. /

Bisnis.com, JAKARTA—Tekanan terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) diprediksi kembali berlanjut pekan ini lantaran minimnya sentimen dalam negeri yang dapat menjadi penopang.

Pada Jumat (8/8/2014), indeks ditutup melemah 0,26% ke level 5.035,76. Secara keseluruhan, pekan lalu indeks harga saham gabungan (IHSG) terkoreksi 1,27% setelah bergerak naik turun selama 5 hari.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya memperkirakan indeks bakal kembali tertekan di tengah minimnya sentimen positif dari domestik, meski naiknya cadangan devisa sebesar US$2,8 miliar menjadi US$110,5 miliar dapat sedikit menopang pergerakan.

“Sekarang areanya masih konsolidasi. Kalaupun menguat, akan terbatas,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (10/8/2014).

Sejumlah perusahaan investasi asing sedang menyusun ulang portofolio masing-masing. Oleh karena itu, pasar diproyeksi kembali menyaksikan capital outflow dari investor asing. Tetapi, nilainya bakal cenderung berkurang ketimbang pekan lalu yang angkanya lebih dari Rp1 triliun.

Angka net sell asing tertinggi pekan lalu tercatat terjadi pada Rabu (6/8/2014), dengan jumlah Rp1,2 triliun. Saat itu, indeks mengalami penurunan cukup dalam hingga 1%, berakhir di level 5.058,22 dari posisi sehari sebelumnya 5.109,87.

Aksi jual bersih inilah yang memengaruhi kekuatan indeks harga saham gabungan (IHSG) untuk merangkak naik. Kendati demikian, William mengatakan indeks masih berpotensi berada di atas level 5.000 selama sepekan ke depan.

Khusus untuk hari ini, dia memprediksi indeks bergerak di rentang 5.014-5.086.

Secara sektoral, William menilai sektor perbankan bakal kembali terangkat didukung oleh pengumuman BI Rate oleh Bank Indonesia (BI) di tengah minggu. Para analis meramalkan bank sentral belum akan mengubah posisi suku bunga acuan dari tempatnya saat ini, yakni 7,5%.

Pekan lalu, finansial mengalami naik turun mengikuti pergerakan indeks. Bahkan, pada Rabu (6/8/2014) sektor ini terkoreksi 0,95%.

Sektor agribisnis serta perdagangan dan jasa juga mesti dicermati. “Agribisnis memiliki potensi rebound lebih tinggi karena masih ada faktor El Nino, cuaca sekarang juga sudah mulai kering, sehingga menopang harga crude palm oil (CPO),” papar William.

Di sisi lain, konsumer diperkirakan masih tertekan seiring lewatnya efek Ramadan. Tingkat inflasi Juli yang 0,93% secara bulanan dipandang menjadi sinyal meredanya tingkat konsumsi masyarakat menjelang Idul Fitri. Oleh karena itu, sektor ini dipandang belum akan berbalik arah dalam beberapa waktu.

Analis Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) yang juga Sekretaris Umum Forum Komunikasi CSA (FK-CSA) Reza Priyambada menyampaikan hal serupa, yakni belum adanya sentimen lokal yang dapat membalikkan arah IHSG. “Tetapi, kalau pekan depan ada data-data ekonomi global yang direspon positif oleh pasar dan konflik geopolitik mereda, potensi pelemahan lanjutan bisa berkurang,” paparnya.

Konflik geopolitik yang dimaksud adalah perselisihan Rusia dan Ukraina, serta kondisi Timur Tengah. Apalagi, bursa Asia cenderung juga cenderung mengalami pelemahan pekan lalu.

Reza juga menyinggung kemungkinan adanya pelaku pasar yang memanfaatkan kondisi dengan melakukan pembelian saat indeks melemah. Hal ini terlihat terjadi beberapa kali pekan lalu dan turut menyelamatkan IHSG dari koreksi lebih dalam.

Dia memproyeksi indeks bergerak di rentang support 5.014-5.032 dan resisten di kisaran 5.100-5.150.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Annisa Margrit
Editor : Setyardi Widodo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper