Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pilpres 2014, Saham VIVA dan MNC TV Anjlok, Berikut Track Record MNCN

Di tengah kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG) sebesar 1,5% kemarin (10/7/2014), saham media milik Bakrie (VIVA IJ) dan Hary Tanoe (MNCN IJ) jatuh cukup dalam masing masing 6,7% dan 6,2%, yang disebabkan euforia pemilihan presiden.
 Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG) sebesar 1,5% kemarin (10/7/2014), saham media milik Bakrie (VIVA IJ) dan Hary Tanoe (MNCN IJ) jatuh cukup dalam masing masing 6,7% dan 6,2%, yang disebabkan euforia pemilihan presiden.

Menurut tim riset KDB Daewoo Securities Indonesia, kejatuhan ini dipicu oleh kekhawatiran investor akan keterpihakan kedua media tersebut, sehingga berpengaruh terhadap pengelolaan kedua perusahaan itu.

Sebagai contoh, jelasnya, hasil quick count yang ditampilkan oleh kedua group ini berbeda dengan saluran media lainnya.  Kondisi berbeda dialami oleh SCMA (ownernya bersikap netral) yang naik 3,5%.

“Menurut kami sentimen ini akan berpengaruh dalam jangka pendek. Oleh karena itu kami ingin lebih melihat fundamental perusahaan tersebut dan menarik panjang track recordnya ke belakang terutama saham MNCN,” ujarnya melalui riset, Jumat (11/7/2014).

Selama 5 tahun terakhir, jelasnya, penjualan dan net profit perseroan telah naik dengan CAGR 13,6% dan 44,7%. Rata-rata ROE lima tahun terakhir adalah 18,7%.

Pada 2013, market share group MNCN di terrestrial TV mencapai 40,1% (RCTI 21,5%; MNC TV 12,2% and Global TV 6,4%). Sebagai catatan, perseroan juga mempunyai 40 local TV.

Pada kuartal pertama 2014, perusahaan dapat membukukan kenaikan pendapatan 10% menjadi Rp1,5 triliun, sedangkan laba bersih turun 8% menjadi Rp389 miliar dikarenakan menurunnya pendapatan lain-lain dari Rp84 miliar menjadi Rp31 miliar.

Saat ini, perusahaan diperdagangkan pada 17,0x forward P/E, relatif lebih murah dibandingkan dengan industrinya (27,1x).

“Meskipun kami masih melihat adanya tekanan jual dalam jangka pendek. Namun investor dapat memperhatikan saham ini dengan melihat fundamental faktor perusahaan.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nurbaiti
Editor : Nurbaiti

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper