Bisnis.com, JAKARTA – Pasar sekunder diperkirakan masih tidak bergerak pada pekan ini, mengingat aksi investor yang lebih memilih memegang uang tunai.
Menurut Kepala Ekonom PT Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih, kondisi ini akan berakhir setelah Pemilu lewat.
"Tapi untuk perbankan kemungkinan mereka baru bisa bergerak lagi di akhir Juli, menunggu likuiditas melonggar kembali setelah THR [Tunjangan Hari Raya]," ujarnya, Minggu (6/7/2014).
Terbatasnya likuiditas bank juga dinilai bakal memengaruhi hasil lelang surat utang negara (SUN) yang dilakukan Selasa (8/7). Lana meyakini permintaan yang datang akan lebih tinggi dibanding penawaran, meski tidak sebesar lelang-lelang sebelumnya.
Besarnya target pembiayaan APBN-P, yakni Rp69 triliun, diprediksi bakal membuat pemerintah memberikan imbal hasil yang lebih tinggi. "Pemerintah akan berikan insentif dalam bentuk imbal hasil. Harusnya lebih besar dari yield di pasar sekunder yang 8,2% untuk tenor 10 tahun, tapi tidak lebih dari 8,5%," paparnya.
Sementara itu, pengumuman BI rate pada Kamis (10/7) diperkirakan tidak akan berpengaruh terhadap yield surat utang.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan, terdapat lima seri SUN yang akan dilelang. Masing-masing adalah SPN12141009 yang dibayar dengan bunga diskonto dan jatuh tempo 9 Oktober 2014, SPN12150710 yang juga dibayar diskonto dan jatuh tempo 10 Juli 2015.
Kemudian, seri FR0069 yang ditawarkan di tingkat fixed rate 7,875% dengan tenor 5 tahun, FR0071 di bunga 9% dan tenor 15 tahun, serta FR0068 dengan bunga 8,375% dan tenor 20 tahun.