Bisnis.com, JAKARTA—Harga tembaga menguat selama sembilan sesi perdagangan berturut-turut di bursa New York sekaligus mencatat reli paling lama sejak 2005, di tengah munculnya isyarat pengetatan suplai.
Cadangan tembaga yang dimonitor bursa di London, Shanghai dan New York turun selama 10 hari berturut-turut sekaligus menjadi stok terendah sejak Oktober 2008. Tembaga juga menguat setelah dolar AS melemah di tengah munculnya laporan bahwa ekonomi AS menyusut lebih besar dari perkiraan.
“Dengan level stok yang kami punyai, harga tembaga akan kembali menguat. Pelemahan dolar AS secara alamiah akan memperkuat harga,” ujar Phil Streible, seorang pialang senior pada R.J. O’Brien & Associates sebagaimana dikutip Bloomberg, Kamis (26/6/2014).
Kontrak tembaga untuk pengiriman September menguat 0,7% menjadi US$3,166 per pound pada pukul 01:14 di bursa New York atau pukul 13:14 WIB. Reli tersebut merupakan yang terpanjang sejak 2005.
Sedangkan di bursa London Metal Exchange, tembaga untuk pengiriman tiga bulan naik 0,4% menjadi US$6.915 per metrik ton (US$3,14 per pound).