Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tambah Mesin, Kertas Basuki (KBRI) Butuh Dana Rp540 Miliar

PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk. (KBRI) membutuhkan dana hingga US$45 juta atau sekitar Rp540 miliar agar mesin kertas Paper Machine 2 (PM 2) miliknya dapat beroperasi secara komersial.

Bisnis.com, JAKARTA—PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk. (KBRI) membutuhkan dana hingga US$45 juta atau sekitar Rp540 miliar agar mesin kertas Paper Machine 2 (PM 2) miliknya dapat beroperasi secara komersial.

Hal itu dinyatakan oleh Direktur Utama KBRI Gani Bustan dalam keterbukaan informasi menjawab pertanyaan otoritas bursa, Kamis (26/6/2014).

Manajemen KBRI menyatakan mesin kertas Paper Machine 2 (PM 2) saat ini penyelesaiannya sudah mendekati 100% dan sedang dalam tahap trial dan commissioning.

“Untuk tiga bulan ke depan, perseroan akan melakukan trial dan commissioning PM 2, setelah itu akan beroperasi secara komersial,” ujarnya, Kamis (26/6/2014).

Pendanaan mesin PM 2 itu akan disediakan oleh partner yaitu PT Gunung Gilead dan Financial Company Limited (FCL) yang telah menandatangani kerja sama dengan perseroan.  

Kedua partner itu juga yang memberikan jasa konsultan teknik, di antaranya dengan menempatkan tenaga ahli, serta membantu dalam hal pemasangan, commissioning, dan pengoperasian setelah mesin PM 2 selesai.

Selain itu, kedua partner itu juga bertanggungjawab atas pemasaran hasil produksi PM 2. Adapun produk yang akan dihasilkan dari mesin ini adalah kertas industri dan budaya. Kapasitas produksi terpasang PM 2 adalah 150.000 ton per tahun.

Untuk diketahui, berdasarkan laporan keuangan KBRI per 31 Maret 2014, selama tiga bulan pertama tahun ini Kertas Basuki Rachmat ternyata tidak melakukan penjualan kertas sama sekali sehingga tidak ada pendapatan.

Hal itu disebabkan mesin kertas PM 1 yang sudah berhenti beroperasi sejak akhir Oktober 2013. Perseroan mengalihkan tenaga kerja yang ada untuk fokus melakukan persiapan instalasi kekurangan yang ada pada mesin kertas PM 2.

Pada periode yang sama tahun sebelumnya, perseroan masih memperoleh pendapatan sebesar Rp5,15 miliar, yang seluruhnya berasal dari penjualan kertas kepada CV Putra Tunggal.

Perseroan menderita rugi sebesar Rp6,31 miliar pada kuartal I/2014, semakin terperosok lebih dari 100% dari rugi pada kuartal I/2013 yang hanya Rp3,01 miliar.

Namun mesin kertas Paper Machine 1 (PM 1) sejak Mei 2014, sudah beroperasi kembali. Pada 9 Mei 2014, perseroan juga telah mendapatkan order dan menandatangani perjanjian kerja sama jasa produksi kertas dengan CV Kemilau Kemas Timur untuk memproduksi sejumlah 800 ton per bulan.

Untuk diketahui, kapasitas produksi terpasang mesin PM 1 adalah 40 ton per hari dan kapasitas produksi terpakai sejak Mei rata-rata adalah sebesar 5 ton per hari. Targetnya, kapasitas produksi ke depan akan ditingkatkan sampai dengan 30 ton per hari.

Adapun jumlah karyawan terkini (per 31 Maret 2014) adalah 83 orang dan sampai saat ini perseroan belum punya rencana melakukan PHK karyawan. Kebutuhan tenaga kerja diperkirakan meningkat jika mesin kertas PM 2 telah beroperasi.

Sebelumnya, otoritas bursa menghentikan sementara perdagangan saham (suspensi) KBRI mulai sesi 2 perdagangan Jumat (23/5/2014). Hingga hari ini (26/6/2014), saham KBRI masih disuspensi.

Perusahaan yang bergerak di bidang industri dan distribusi kertas ini memiliki pabrik kertas di Banyuwangi, Jawa Timur yang sudah beroperasi sejak 1971. 

Adapun pada perdagangan Kamis (22/5/2014), saham KBRI ditutup pada level Rp50 per saham, yang membentuk kapitalisasi pasar sebesar Rp434,4 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper