Bisnis.com, CHICAGO--Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange turun tipis pada Rabu pagi WIB karena data baru memaksa para investor untuk fokus pada pandangan ekonomi jangka panjang dari Amerika Serikat, Tiongkok dan Eropa.
Kontrak emas yang paling aktif untuk Juni turun satu dolar AS, atau 0,08% menjadi menetap di US$1.294,8 per ounce.
Dolar meningkat setelah bank sentral Jerman menunjukkan kesediaannya untuk mendukung langkah-langkah stimulus oleh Bank Sentral Eropa (ECB) pada Juni.
Ini akan termasuk tingkat suku bunga negatif pada deposito dan paket pinjaman bank. Jerman juga mengatakan, pihaknya bisa juga dibutuhkan untuk menjaga inflasi dari tinggal terlalu rendah.
Berita ini buruk bagi euro, berarti kabar baik untuk greenback. Analis mengatakan itu pada gilirannya menurunkan permintaan emas sebagai aset "safe haven".
Sebuah laporan oleh Departemen Perdagangan AS mengatakan bahwa penjualan ritel naik hanya 0,1 persen pada April dan penjualan ritel daring (online) turun 0,9%, melemparkan emas sebuah tali penyelamat dan mencegah dari kemerosotan lebih jauh.
Biro Statistik Nasional Tiongkok yang merilis laporan pada Selasa, mengatakan produksi industri di negara itu melambat menjadi 8,7% pada April, dibandingkan dengan 8,8% pada Maret.
Laporan yang sama mengatakan pertumbuhan ritel di negara itu menyusut menjadi 11,9% dari 12,2% bulan sebelumnya.
Perak untuk pengiriman Juli naik 0,4 persen, atau 0,02 persen, menjadi ditutup pada US$19,547 per ounce.
Platinum untuk pengiriman Juli, naik US$14,1 atau 0,98% menjadi berakhir di US$1.456,0 per ounce.
EMAS Melemah Tipis Dipicu Stimulus Ekonomi Global
Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange turun tipis pada Rabu pagi WIB karena data baru memaksa para investor untuk fokus pada pandangan ekonomi jangka panjang dari Amerika Serikat, Tiongkok dan Eropa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
21 jam yang lalu
Merger BUMN Karya, Dimulai dari yang Punya Aset Terbesar
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
18 jam yang lalu
Menghitung Potensi Keuntungan Grup Salim di Saham BUMI
20 jam yang lalu