Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EKONOMI INDONESIA: PDB Melambat, Saatnya Investasi Sektor Konsumer?

Berdasarkan data terbaru yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik ( BPS ), Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada kuartal pertama 2014 tumbuh 5,2 % YoY, lebih rendah dari estimasi konsensus pasar dan laju pertumbuhan PDB pada kuartal sebelumnya (5,7%).
 Bursa Efek Indonesia/Bisnis.com
Bursa Efek Indonesia/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Berdasarkan data terbaru yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik ( BPS ), Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada kuartal pertama 2014 tumbuh 5,2 % YoY, lebih rendah dari estimasi konsensus pasar dan laju pertumbuhan PDB pada kuartal sebelumnya (5,7%).

Di antara komponen PDB, konsumsi domestik menyumbang 56,4%, sedangkan konsumsi pemerintah, investasi, dan ekspor neto masing-masing menyumbang di 6,8%, 38,2%, dan -1,4%.

Dengan menggunakan harga pasar saat ini, PDB Indonesia pada kuartal pertama 2014 mencapai Rp 2.401,2 triliun.

Dibandingkan dengan PDB pada kuartal pertama 2013, konsumsi domestik, belanja pemerintah, investasi, ekspor, dan import bertumbuh masing-masing 5,6%, 3,6%, 5,1%, -0.8%, dan -0,7%.

Menurut tim riset KDB Daewoo Securities Indonesia, perlambatan pertumbuhan PDB didorong oleh beberapa faktor seperti: lemahnya belanja pemerintah ditahun pemilu, tingginya suku bunga yang berdampak negatif pada investasi dan perlambatan ekonomi global yang berdampak pada lesunya ekspor.

“Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, konsumsi domestik merupakan keunggulan kompetitif bagi Indonesia,” ujarnya melalui riset, Rabu (7/5/2014).

Permintaan barang konsumsi (terutama kebutuhan dasar) menjadi landasan utama bagi pertumbuhan sektor konsumen di tengah tantangan yang berhubungan dengan biaya produksi (listrik, upah minimum, dll).

Kendati permintaan inelastis, dalam beberapa segmen barang konsumsi (terutama non-primer), pendapatan rumah tangga berdampak langsung pada daya beli.

Saat ini, ada enam subsektor dalam industri consumer goods, yaitu: makanan & minuman, rokok, kosmetik/perawatan pribadi, kebutuhan rumah, obat-obatan, dan pengecer. Setiap sub-sektor memiliki karakteristik sendiri (perilaku pasar, peraturan, perilaku konsumen, rantai pasokan, dll).

Menurut tim riset sekuritas ini, investor sebaiknya memperhatikan karakteristik tersebut disamping unsur-unsur keuangan, misalnya, pertumbuhan pendapatan, pertumbuhan laba bersih, struktur modal, kebijakan dividen, dll.

“Di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia, investasi di sektor konsumer bisa menjadi alternatif. Di antara saham-saham yang ada, Indofood Sukses Makmur [INDF] cukup menarik dengan P/E FY14F sebesar 15.0x.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nurbaiti
Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper