Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah menyerap hanya Rp8 triliun atau 47,34% dari total penawaran sebesar Rp16,9 triliun dalam lelang surat utang negara (SUN) yang digelar kemarin, Selasa (29/4/2014)
Nilai yang dimenangkan pemerintah sesuai target yang dipasang semula.
Dari enam seri SUN, pemerintah memenangkan seri terbanyak, yakni FR0071, sebesar Rp2,85 triliun atau 35,63%.
Pemerintah memenangkan yield tertinggi pada seri itu sebesar 8,43% dan yield rerata tertimbang yang dimenangkan 8,35895%.
SUN yang jatuh tempo pada 15 Maret 2029 itu memiliki tingkat kupon 9%.
Adapun, FR0069 yang diserap pemerintah sebesar Rp1,55 triliun dengan yield tertinggi dimenangkan 7,63%. FR0068 yang diserap sebesar Rp1,5 triliun dengan yield tertinggi dimenangkan 8,43%.
Sementara, total penawaran SUN berjangka waktu 1 tahun diserap paling sedikit.
Pemerintah menyerap hanya Rp550 miliar pada seri SPN12140731 dengan yield tertinggi dimenangkan 5,7% serta Rp500 miliar pada seri SPN12150501 dengan yield tertinggi dimenangkan 6,6%.
Nilai yang diserap pemerintah kemarin sama dengan nilai yang diserap pemerintah pada lelang SUN, Selasa, (15/4).
Dari sisi penawaran, FR0069 mendulang penawaran tertinggi, yakni Rp3,93 triliun atau 23,25% dari total penawaran Rp16,9 triliun.
Pada seri yang jatuh tempo pada 15 April 2019 itu investor menawar yield 7,56%-7,73%. Investor menawar yield pada enam seri SUN dalam lelang kemarin di kisaran 5,5%-9%.
Bandingkan dengan lelang SUN pada Selasa, (15/4), saat investor meminta imbal hasil di kisaran 6%-8,58%.
Total penawaran yang masuk pada lelang kemarin lebih tinggi 11,55% dari total penawaran pada lelang sebelumnya sebesar Rp15,15 triliun.
I Made Adi Saputra, analis NC Securities, mengatakan total penawaran yang masuk pada lelang kemarin tidak jauh berbeda dengan total penawaran pada lelang sebelumnya karena investor cenderung wait and see di tengah kondisi pemilihan umum.
Dua kali lelang setelah pemilu berlangsung, nilai penawaran merosot dari penawaran sebelum pemilu.
"Ekspektasi investor ada partai yang unggul dalam jumlah suara, ternyata tidak terjadi. Ini membuat investor menurunkan tawarannya, terlihat di secondary market," tutur Made kepada Bisnis, Selasa, (29/4).
Investor meminta imbal hasil yang cukup besar hingga 9%. Itu terjadi sebagai dampak dari tingkat kewaspadaan investor terhadap kondisi politik Indonesia.
Sedangkan, pemerintah dengan leluasa menyerap imbal hasil rendah karena target dana lelang SUN sudah melampaui target.
Kondisi wait and see terlihat juga pada pilihan investor untuk menawar SUN seri SPN dan FR0069. Dengan kondisi pasar yang tidak menentu, menurut Made, investor cenderung butuh investasi bertenor pendek.
"Sedangkan, pemerintah ingin tenor panjang. Maka, terlihat seri SPN diserap sangat sedikit oleh pemerintah," ujar Made.